Bangsa Jepang juga punya sistem kepercayaan serupa dengan Shintoisme-nya di mana Tuhan Matahari Feminim disebut sebagai Amaterasu. Di Syiria, Tuhan Matahari disebut sebagai Adonis dan Atis. India juga punya Btara Surya, Sang Dewa Matahari.
Tuhan Ular dan Tuhan Matahari merupakan dua tonggak penting dalam memetakan sistem kepercayaan iblis dalam masa pra sejarah umat manusia di dunia ini. Walau para arkeolog sudah berusaha dengan sekuat tenaga membuat batu dan fosil “bisa berbicara”, namun tetap saja asal dan usul kelompok ini sangatlah gelap. Kita hanya dapat membuat rekaan dan menduga-duga. Dan disinilah peran kitab suci agama-agama langit untuk menerangkannya.
Lebih dari kitab suci agama langit apa pun juga, kitab suci al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci yang sejak ditulis hingga sekarang tetap dalam keasliannya. Tidak ada satu titik pun yang berubah, ditambah atau dihilangkan. Ini berbeda sekali dengan kitab suci lainnya semisal Alkitab.
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali kisah, yang di antaranya menyebut kaum Yahudi sebagai kaum yang telah berkali-kali mengingkari ketauhidan. Bahkan kaum ini dengan terang-terangan memusuhi Taurat yang diturunkan Allah Swt kepada Musa a.s. dengan membuat sebuah ‘kitab suci‘ yang ditulisnya sendiri bernama Talmud. Kitab hitam inilah yang kelak melahirkan paham zionisme yang sangat rasis dan semuanya sesuai dengan ajaran iblis.
Sejak kaum Yahudi mengingkari Musa a.s. dan lebih mematuhi Samiri dengan patung anak sapinya yang bisa mengeluarkan suara, maka sejak itu Kaum Yahudi menjadi kaum satanik. Walau demikian Allah swt masih menyayangi mereka dan berkali-kali diutus Nabi dari golongan mereka sendiri dengan tugas mengembalikan kaum Yahudi dari kesesatan kepada ketauhidan, namun sejarah telah menorehkan tinta hitamnya tentang kaum yang satu ini hingga dunia merasa muak dan memusuhi mereka sepanjang sejarahnya.