Sihir Dan Militer
Salah satu peradaban tertua dunia yang hingga kini masih bisa kita saksikan sisa-sisa peninggalannya dengan baik, bahkan walau sudah banyak yang ditemukan, namun rahasia dan misteri yang tersimpan di dalamnya masih saja belum terhampar dengan jelas, adalah sisa peradaban Mesir Kuno di bawah kekuasaan para Fir’aun. Mesir kuno merupakan sebuah sejarah purba yang sarat dengan misteri dan tradisi paganisme, okultisme, di mana ilmu-ilmu sihir dipraktikkan dengan bebas bahkan menjadi salah satu tiang penyangga kekuasaan Fir’aun, selain tentu saja para tentaranya.
Ada begitu banyak catatan para peneliti yang mengupas asal-muasal dan legenda tentang zaman Mesir Kuno ini. Kitab-kita suci dari berbagai agama juga memaparkan secara panjang lebar keberadaan Fir’aun dan kerajaannya. Al-Qur’an memuat secara detil tentang hal ini melalui kisah pertemuan Nabi Musa a.s. dengan Fir’aun.
Bahkan di dalam ayat-ayat Al-Qur’an itu, demikian Harun Yahya, kita akan bisa dengan jelas melihat adanya dua titik fokus kekuatan yang ada di Mesir yang menjadi dua tonggak penyangga rezim penguasa yakni sosok Fir’aun dan para pembesar istana yang sering menjadi penasehatnya. Para pembesar istana ini berkumpul di satu dewan yang sering memberi nasehat atau pandangan kepada Fir’aun. Mereka tertdiri dari Dewan Militer dan Dewan Penyihir Tertinggi. Fir’aun pun sering berkonsultasi dan meminta pandangan-pandangan mereka. Bahkan tidak jarang, nasehat dan masukkan dari para penasehatnya—terutama dewan penyihir tertingginya—mengalahkan pendapat pribadinya sendiri. Fir’aun sangat menghormati Dewan Penyihir Tertingginya ini.
Dalam Al-Qur’an dikisahkan tentang pertemuan antara Nabi Musa a.s. dengan Fir’aun: “Dan Musa berkata: “Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku”.
Mendengar permintaan Musa yang begitu berani, Fir’aun menjawab, “Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar.” Maka Musa lalu menjatuhkan tongkatnya. Seketika itu juga, tongkat kayu yang dipegang Musa berubah menjadi ular yang besar. Musa kemudian mengeluarkan tangannya dari balik jubahnya dan terlihatlah tangan itu menjadi putih berkilauan dan terlihat oleh orang-orang di sekitarnya.
Menyaksikan hal ini para pemuka kaum Fir’aun dengan sinis berkata kepada Fir’aun, “Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu.” Mendengar hal tersebut, Fir’aun lalu bertanya,”Maka apakah yang kamu anjurkan?.”
Para penasehat Fir’aun itu menjawab, “Beri tangguhlah dia dan saudaranya, serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai.” Ini semua bisa disimak di dalam Al-Qur’an surat Al A’raaf ayat 104-112. Fir’aun lalu menerima masukan dari para penasehatnya tersebut.