Ada yang menyatakan bahwa Plantard pernah terlibat dalam tindakan kriminal, yaitu perbuatan menipu, seperti yang dikatakan oleh sebuah dokumen di Sous-Prefecture of Saint-Julien en Genevois. Di belakang hari, hal ini dijadikan salah satu landasan utama oleh kalangan yang menganggap Priory of Sion tidak ada dan sekadar dusta dari Plantard. Benarkah demikian? Kita simak dulu perjalanan keterangan ini.
Menurut pengakuan Plantard, Priory of Sion semula dimaksudkan sebagai sebuah perkumpulan yang mampu mendudukan kembali pewaris Dinasti Merovingian, sebagai keluarga besar yang memiliki darah suci keturunan Yesus, sebagai raja di Eropa. Untuk itu, ini menurut kalangan yang menganggap Priory of Sion tidak ada, dengan dibantu oleh rekannya bernama Philipe de Cherisey, Plantard membuat sebuah naskah dan perkamen palsu yang dikatakannya ditemukan oleh Pendeta Saunière saat merenovasi gereja Magdala di Rennes-le-Château. Dokumen-dokumen dan naskah ini selain berisi daftar nama Grand Master Biara Sion, juga menyinggung tentang garis keturunan Merovingian yang masih hidup.
Ada banyak yang dikerjakan Plantard untuk mengungkap keberadaan The Priory of Sion di tahun 1961-1984. Ini dianggap mereka sebagai upaya manipulasi sejarah. The Dossiers Secrets oleh Plantard disimpan di Bibliothèque nationale de France (BN) di Paris, yang kemudian ditemukan oleh Henry Lincoln, dan mengantarkan Henry Lincoln ini kepada Plantard. Menurut Dossiers Secrets, Suku Sicambrian-Frank, yaitu suku yang asal dari Dinasti Merovingian, asli Yahudi. Mereka berasal dari Suku Benyamin, suku ke-13 bangsa Yahudi yang hilang dan bermigrasi ke Yunani dan kemudian ke Jerman, satu wilayah yang kemudian membuat mereka dikenal sebagai suku atau orang Sicambrian.
Dalam upayanya menelisik keabsahan dokumen rahasia tersebut, Henry Lincoln dan kawan-kawan menemukan kejadian-kejadian aneh yang menimpa para penulis yang telah menuliskan hal-hal terkait hal ini. Sekurangnya ada empat penulis yang diketemukan mati secara misterius secara bersamaan, sama sekali bukan bunuh diri. Seolah ada pihak atau kelompok yang tidak ingin sesuatu yang selama ini tertutup rapat, diketahui publik. Beberapa kejadian juga dialami Lincoln sehingga membuat dirinya akhirnya harus merasa yakin dengan kebenaran dokumen rahasia tersebut.
Dalam The Holy Blood and the Holy Grail, Henry Lincoln dan kawan-kawan untuk Biara Sion sampai pada beberapa kesimpulan:
- Biara Sion berdiri di belakang Ksatria Templar dan dialah yang membentuknya secara rahasia. Biara Sion dipimpin oleh para Grand Master yang terdiri dari tokoh-tokoh Barat.
- Walau Ksatria Templar telah dihancurkan antara tahun 1307-1314, Biara Sion tetap tidak terjamah dan terus berjalan selama berabad-abad dalam bayangan gelap dan di balik layar, dan secara misterius berada di belakang sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Barat.
- Ordo Biara Sion masih ada hingga kini dan masih menjalankan kegiatannya. [Bersambung/Rizki Ridyasmara]