Menurut Lynn Picknett dan Olivia Prince dalam karyanya The Templar Revelation, Godfroi de Bouillon sebenarnya telah bertemu dengan para wali ‘Gereja Yohanes’ atau Kaum Yohanit yang misterius dan juga sering disebut ‘Ormus’. Hasil pertemuan rahasia tersebut, mereka sepakat untuk membentuk suatu ‘kelompok atau pemerintahan rahasia’. Biarawan Sion dan Ksatria Templar diciptakan sebagai bagian dari rencana besar Gereja Yohanes ini.
Dari berbagai temuan, The Holy Blood and the Holy Grail membuat hipotesa sementara bahwa Ordo Biara Sion merupakan ordo yang sangat berpengaruh di Yerusalem ketika itu dan bahkan memiliki kewenangan besar untuk mengangkat seorang raja. Untuk memastikannya memang sangat sulit. Yang kemudian banyak diyakini para peneliti berdasar temuan-temuan mereka adalah bahwa di kemudian hari untuk mengamankan dan mengefektifkan misinya, para Biarawan Sion ini kemudian membentuk Ordo Ksatria Kuil (Knights Templar), sebuah ordo khusus militer. Yang didirikan secara resmi 20 tahun setelah penaklukan Yerusalem. Berdasarkan informasi ini, jelas, temuan Picknett dan Prince lebih maju selangkah.
Awalnya, dari literatur yang bisa dijumpai, seluruh anggota Ordo Sion ini hanya ada di Tanah Suci Palestina, di gereja luar Yerusalem. Ini setidaknya berlangsung sampai dengan saat King Louis VII (1137-1180) kembali ke Perancis dari Perang Salib di Yerusalem yang membawa serta sembilan puluh lima anggota Ordo Templar. Ordo Templar merupakan ordo militer Ordo Sion. Enampuluh dua orang dari mereka ditempatkan di sebuah biara besar Saint-Samson di Orleans.
Saat itu Ordo Sion maupun Templar telah menjadi satu ordo yang sangat kaya raya dengan menguasai banyak rumah, gedung, dan lahan-lahan yang sangat luas di Perancis, Spanyol, Itali, dan juga di Palestina.
Pada Perang Salib ketiga di tahun 1187 di mana pasukan Islam berhasil merebut Tanah Suci Yerusalem yang saat itu diperintah oleh Guy de Lusignan, Raja Yerusalem setelah King Baldwin IV wafat, dengan sendirinya seluruh anggota dan tokoh Ordo Sion juga meninggalkan Palestina. Guy Lussignan sendiri adalah salah seorang tokoh Templar. Rekannya, Reynald de Cathillon tewas ditebas batang lehernya oleh Salahuddin al-Ayyubi, pemimpin pasukan Islam, karena Reynald dikenal suka menghujat Rasulullah SAW dan pernah menghimpun pasukan Salib untuk menyerang Mekkah. (Bersambung/ Rizki Ridyasmara)