Sejumlah pejabat Tinggi Tel Aviv mengecam penyebutan negara apartheid kepada Israel yang dilontarkan oleh Menlu AS John Kerry, PM Israel Netanyahu dalam akun Facebooknya menyatakan “anda menggunakan kata tidak pada tempatnya.”
Mantan ketua Yesha (sebuah organisasi yang paling penting bagi pemukim di Tepi Barat), Danny Dayan, menyatakan bahwa ungkapan Kerry sebagai penghinaan terhadap kedua bangsa, yaitu Israel dan Afrika Selatan.
Danny menambahkan bahwa “kunjungan John Kerry ke Yudea dan Samaria (Tepi Barat) adalah untuk menemukan potensi co-eksistensi negara Israel.”
Perkataan ini dilontarkan Kerry dalam pertemuan tertutup dengan para pejabat senior dan ahli dari Amerika Serikat, Eropa Barat , Rusia dan Jepang seperti dilansir AFP.
Dalam pemberitaan The Daily Beast hari Minggu (27/04) kemarin menyatakan bahwa Kerry telah membuat pernyataan tersebut selama pertemuan tertutup dengan hari Jumat (25/04) pekan lalu.
“Israel telah menjadi sebuah negara apartheid jika tidak mencapai perdamaian dengan Palestina,” ujar Kerry seperti dilansir The Daily Beast.
Menlu John Kerry sendiri telah membantah hal tersebut, menurutnya “Saya yakin tidak menyebutkan hal tersebut baik di depan ataupun di belakang umum. Saya yakin mereka salah menafsirkan kata-kata saya.”
Apartheid adalah istilah yang keluar pada pembedaan warga negara yang didasarkan pada ras kulit di Afrika Selatan yang berlangsung antara tahun 1948 hingga 1994. (Skynewsarabia/Ram)