“Mereka tampaknya tak sadar atau tak tahu, sehingga bisa tersenyum di samping patung orang yang sudah merenggut jutaan nyawa manusia di kamp konsentrasi Auschwitz dan Birkenau,” kecam lembaga pemantau HAM, Simon Wiesenthal Center, yang berbasis di Amerika Serikat.
Rabbi Abraham Cooper, aktivis Simon Wiesenthal Center, meminta manajemen museum di Indonesia itu untuk tak lagi memajang patung Hitler.
“Apa pun alasannya, pemajangan patung orang itu adalah salah. Latar belakangnya menjijikkan. Ini mengolok-olok korban yang masuk kamp konsentrasi dan tidak pernah keluar,” kecam Abraham.
Sementara peneliti Human Rights Watch (HRW) di Indonesia, Andreas Harsono, mengatakan patung Hitler dengan latar belakang kamp konsentrasi di museum itu sangat memuakkan.
Ia menyebut, patung itu merupakan refleksi bahwa sentimen anti-Yahudi di Indonesia terus meluas ketimbang warga yang anti terhadapnya.
Dia mengatakan, konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina juga menyediakan “bahan bakar” sejumlah pihak untuk mempropagandakan anti-semitisme di Indonesia selama beberapa dekade terakhir. (kl/ts)