Eramuslim.com – Politik Jakarta mulai ngga etis. Ngga ada lagi clear-line antara “mud slinging” dan menista (defamation). Minimal ada 14 fitnah dalam 2 minggu pasca Anies-Sandi dilantik.
Kaum IQ 1-digit ciptakan banyak “political catchphrase”. Anies disebut “Gabener”, Jaman Peribumi, “Gubernur Rasis”, #Penista-Sejarah, Kami Tunggu Janji-Janjimu, dan slogan-slogan lain. Semuanya norak. Hatefull. Dengki. Sakit Ati. Expresi dari hati yang luka. Perih…!!
Di antara ke 14 fitnah dan insult itu: Mereka tuduh Anies bikin ribut soal “pri & non-pri”. Padahal mereka yang goreng isue tersebut. Berisik banget. Sampe Haji Jusuf Hamka (Kepala Suku Tionghoa Muslim) bilang, “Kita yang Tionghoa ngga ribut, kok jadi eluh yang repot?!”
Mereka fitnah Anies minta doa tidak hujan, terobos dan bikin macet Puncak dan Tanah Abang. Padahal, rombongan Anies lewat jalan alternatif dan berkordinasi dengan polisi setempat. Ada bukti suratnya.
Wagub Sandi pun dibully abis. Dicibir angkat saudara sendiri jadi ketua OK-OCE. Nepotisme dunk coy? Preeet. Sampe soal Helm yang dinamain, mereka juga ribut. Padahal Mas Joko kasi label “presiden” di helm kerjanya. Not a big deal. Tapi demi memprovokasi kebencian, mereka besar-besarkan soal Anies-Sandi pake helm. Mereka memang sakit.