Eramuslim.com – Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra mengaku pernah diminta oleh ‘orang kulit putih’ untuk menangkap Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Hal itu terjadi saat ia masih menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM.
Suatu ketika, ia bersama Menteri Luar Negeri Iran mendapat kepercayaan memimpin sidang darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Namun ia tak menceritakan secara detail, kapan, dimana dan siapa saja yang bersangkutan dengan peristiwa ini.
Setelah menyelesaikan sidang yang membahas seputar terorisme, Yusril pun memilih kembali ke kamarnya di sebuah hotel. Namun, dari luar kamar tiba-tiba terdengar seseorang yang mengetok pintu kamarnya.
“Usai sidang itu saya ke kamar. Tiba-tiba kamar saya diketok orang dan saya lihat ada tamu kulit-kulit putih yang nggak saya kenal. Saya menduga mereka CIA. Mereka meminta supaya saya bisa menangkap Abu Bakar Ba’asyir,” ujarnya di Aula Terapung Universitas Indonesia (UI), Depok pada Jumat (27/10).
Menjawab keinginan ‘tamu tak diundang itu’, Yusril menjelaskan dua hal berkenaan wewenang dan prosedur penangkapan. Pertama, Yusril menegaskan bahwa ia menjabat sebagai Menteri Kehakiman (baca: Menteri Hukum dan HAM). Sebagai Menteri Kehakiman, Yusril menyatakan bahwa ia tidak punya otoritas untuk menangkap.