Eramuslim.com -Penggunaan Presidential Threshold (PT) membuat skenario Pilpres menjadi mengerucut menjadi dua kemungkinan. Pertama, Presiden Jokowi menjadi calon tunggal atau pertarungan Pilpres 2014 kembali terulang antara Jokowi melawan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Begitu kata Yusril Ihza Mahendra menanggapi tentang kemungkinan peta politik yang terjadi di Pilpres 2019.
Sementara sikap PBB sebagai partai Islam modernis berhaluan moderat dan nasionalis tidak akan ikut kebanyakan partai lain yang sudah merapatkan barisan mendukung pencapresan Joko Widodo.
“Di tengah partai-partai yang sudah seperti koor mendukung Jokowi, apalagi sebagai calon tunggal, maka lebih baik PBB membangun kekuatan oposisi mengkritisi kebijakan pemerintah,” ujarnya sebagaimana keterangan tertulis yang diterma redaksi, Selasa (6/3).
Yusril menjelaskan bahwa saat ini banyak parpol dan media yang mulai kehilangan daya kritis terhadap pemerintah. Kebanyakan bahkan ingin merapat dengan kekuasaan.
Ia pun mengimbau kepada kader PBB untuk tidak tergiur kekuasaan.
“Saya meminta kepada warga PBB agar jangan mudah tergoda dengan kekuasaan. Warga PBB lebih baik mempersiapkan diri sebagai kekuatan penyeimbang kekuasaan untuk membangun bangsa dan negara yang lebih baik di masa datang,” tukasnya.
PBB telah resmi ditetapkan sebagai peserta Pemilu 2019 oleh KPU usai menang dalam sidang yang digelar Bawaslu. PBB bahkan kini juga sudah mendapat nomor urut sebagai peserta. PBB mendapat nomor urut 19.(kl/rmol)