Eramuslim.com – Umat Islam harus berpastisipasi aktif dalam politik dan mengisi berbagai jabatan politik strategis. Sebab hanya dengan begitu, kebijakan negara bisa sejalan dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan nilai-nilai kebangsaan, demi kemaslahatan dan kemajuan bangsa.
Begitu seruan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra saat berceramah di Gedung Pertemuan Masjid Akbar Kota Sorong, Papua Barat, Jumat malam (9/3). Acara yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sorong itu dihadiri sekitar 500 tokoh ormas Islam, sesepuh, dan aktivis Islam.
Sementara mengenai kemajemukan bangsa dan Islam, Yusril menyebut bahwa kemajemukan Indonesia adalah suatu keniscayaan yang harus diterima. Sedangkan Islam, menurutnya telah memberikan bimbingan bagaimana hidup dalam kemajemukan.
“Umat Islam sepanjang sejarahnya telah terbiasa hidup berdampingan secara damai atas dasar menghormati dan saling menghargai dalam kebersamaan,” ujar Yusril.
Menurutnya, hal yang sangat penting dalam kemajemukan itu adalah tegaknya tiga prinsip utama yaitu keadilan, keseimbangan dan proporsionalitas dalam semua aspek kehidupan.
Ketiga prinsip ini mutlak harus ada dalam setiap pengambilan kebijakan di bidang sosial maupun ekonomi, sehingga bangsa ini tetap utuh dan bersatu selamanya, tanpa khawatir terjadi disintegrasi.
Ketiga prinsip ini, sambung Yusril, bisa ditegakkan jika umat Islam terlibat langsung ke dalam politik dan bukan sekadar jadi penonton. Sebab, tambahnya, UUD tidak memberikan keistimewaan atau pengaturan khusus mengenai umat Islam, sebagaimana di Malaysia yang mengakui dan menjamin keistimewaan orang Melayu yang otomatis beragama Islam dan pernyataan dalam konstitusinya bahwa Islam adalah agama resmi negara.
“Karena tidak ada keistimewaan apapun kepada Islam dan umat Islam, meskipun agama ini dianut secara mayoritas mutlak, maka tidak ada jalan lain bagi umat Islam, kecuali mampu berkompetisi dan mengatur strategi secara tepat, untuk membangun kebijakan dan melakukan kontrol terhadapnya agar Islam dan umat Islam menjadi tuan di negerinya sendiri,” urainya.
Tanpa mampu berkompetisi dan memegang kekuasaan politik secara adil, proporsional dan seimbang, maka Islam dan umat Islam di negeri ini akan tersingkir, bahkan mungkin sekali akan tertindas.
Atas alasan itu, Yusril yang kini memegang kendali Partai Bulan Bintang (PBB) memanggil umat Islam untuk perduli kepada politik.
“Jangan ada lagi umat Islam yang acuh tak acuh kepada politik, atau juga tergadai akidah politiknya karena rayuan materi, yang akhirnya membuat umat Islam yang mayoritas menjadi terpinggirkan oleh kekuasaan yang jauh dari sikap respek kepada Islam dan umatnya,” tutupnya.(kl/rmol)