Kampanye dialogis JK dengan para tokoh Muslim di Asrama Haji, Jalan H.Nasution, di Medan, akhirnya berbuntut. Karena, kampanye dialogis JK itu diwarnai dengan menyebarnya fotokopi yang menyebutkan bahwa istri calon wakil presiden Boediono beragama Katolik. Selabaran tersebut fotokopi dari tabloid Indonesia Monitor, edisi 49 1/3-9 Juni 2009, yang mengutip ucapan Habib Husien al-Habsyi, bahwa istri Boediono beragama Katolik.
Sementara, selebaran itu sudah beredar sangat luas di tengah-tengah masyarakat, karena penyebarannya akibat dikutip berbagai media cetak dan elektronik. Bahkan, sebelumnya ketika berlangsung kampanye JK, di Pesantren Futuhiyah, Mranggen, Demak, Jawa Tengah, juga selebaran yang menyebutkan istri Boediono, seorang Katolik, juga sudah menyebar luas, di tempel di dinding rumah-rumah warga.
Akibat beredarnya fotokopi selebaran yang menyebut status agama istri Boediono yang Katolik itu, di saat berlangsungnya kampanye JK, nampaknya telah berbuntut, di mana tim nasional SBY-Boediono, Rizal Mallarangeng telah meminta klarifikasi terhadap JK, berkaitan beredarnya selebaran fotokopi yang berkaitan dengan agama Herawati istri Boediono. ”Apa sih susahnya memberikan klarifikasi”, ujar Rizal. Sementara itu, Amir Syamsudin, yang mewakili tim kampanye SBY-Boediono telah melaporkan peristiwa itu kepada Bawaslu. “Laporan yang disampaikan tentang kampanye hitam yagn bernuansa SARA”, ungkap Kasubbag Wilayah III Bawaslu, Faisal Rahman, Kamis. (25/6/2009)
Sementara itu, juru bicara tim sukses JK/Win, Yuddy Chrisnandi, memastikn tidak ada satupun timnya yang menyebarkan selebaran itu. “Kalau memang benar dan dianggap melanggar hukum, sebaiknya fihak yang dirugikan atau panwaslu mengusut pelakunya”, tegas Yuddy. Dibagian lain, Indra J.Piliang yang menjadi juru bicara JK-Win, menyesalkan pernyataan tim SBY-Boediono, Rizal Mallarangeng, yang mengeluarkan pernyataan agar JK menjelaskan masalah selebaran istri Boediono, Herawati, yang beragama Katolik. “Kami meminta saudara Rizal Mallarangeng mencabut pernyataannya yang kurang sopanitu, baik secara lisan atau tulisan”, ungkap Indra.
Dalam kesempatan lainnya, menanggapi kasus istri Boediono, Herawati, yang sekarang ini, disebut-sebut beragama Katolik itu, juru bicara JK-Win, Yuddy Chrisnandi, mengatakan, jika SBY merasa dirugikan dengan berita bahwa Herawati Boediono beragama Katolik, sebagiknya dibuktikan. “Undang media dan ibu Herawati membaca surat al-Fatihah selesai perkaranya”, kata Yuddy. Selanjutnya, semestinya berita Herawati bergama Katolik tidak perlu membuat kubu SBY-Boediono gerah. “Kita itu hidup dalam negara Pancasila yang menghargai keberagaman agama. Jadi, agama lyang dianut ibu Herawati mestinya menjadi masalah”, tambah Yuddy. Mestinya, yang wajib diminta penjelasan adalah Habib al-Habsyi sebagai fihak yagn dikutip media. “jangan malan menuding JK yang tidak tahu menahu masalah ini”, tegas Yuddy.
Kemarin, hari Kamis (25/6/2009), istri Boediono, menyampaikan klarifikasi melalui acara Launching Panduan Surat Yaasin yang diselenggarakan Ormas ibu-ibu Salimah, yang dipimpin Dra. Wiryaningsih. Acara itu digelar di Gedung Cut Nyak Dien, Bumi Perkemahan Cibubur, yang diharapkan menjadi ajang silaturrhami antara ibu Herawati dengan seribu muslimah.
Salimah adalah organisasi underbow PKS, yang menggarap kalangan ibu-ibu majelis Taklim di Jakarta. Tentu, Salimah yang menjadi underbow PKS yang sudah megusung pasangan SBY-Boeidono ikut bertanggungjawab menjelaskan isu miring yang berkaitan istri Boediono itu. (m/berbagai sumber)