Eramuslim – Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai penerapan e-toll di seluruh gardu tol mulai 31 Oktober 2017 telah gagal menghemat waktu pembayaran.
Pasalnya, di gardu tol tetap ada antrian panjang seperti ketika masih diberlakukannya sistem pembayaran non-tunai.
“Etoll gagal menjalankan fungsinya. Klaim PT Jasa Marga bahwa e-toll bisa menghemat waktu transaksi antara 90-100 persen, secara kasat mata tidak terbukti. Hal ini bisa dilihat antrean di loket pembayaran tetap panjang, seperti biasanya,” ucap Tulus.
Artinya sambung Tulus, target e-toll untuk memangkas antrean kendaraan di loket pembayaran gagal.
“Apalagi dalam banyak kasus, menurut pengamatan saya di lapangan, acap kali respon card reader e-toll lambat. Bahkan kadang hang,” beber Tulus.
Di samping itu, Tulus melihat pengguna kendaraan belum terbiasa menggunakan pembayaran e-toll.
“Konsumen belum terbiasa menggunakan e-toll, akibatnya memerlukan waktu tap yang lebih lama. Jadi secara kasat mata lama transaksi menggunakan e-toll dengan manual sami mawon alias sama saja,” kata Tulus. (Fj/Ram)