Demokrasi di Indonesia dianggap menarik untuk dikaji. "Mereka berharap demokrasi Indonesia bisa dijaga perkembangannya dalam konteks kualitasnya, agar betul-betul bisa ditiru oleh negara-negara Arab atau negara-negara yang mayoritasnya penduduknya beragama Islam, di luar Indonesia. Karena menurut mereka pengalaman demokrasi Indonesia adalah suatu yang sangat berharga, " ujar Ketua MPRRI Hidayat Nurwahid menirukan Ketua Majelis Syuro Yaman Abdul Aziz Abdul Ghani usai mengadakan pertemuan tertutup, di Gedung Nusantara III lantai 9, Kompleks DPR/MPRRI, Jakarta, Rabu(13/2).
Abdul Aziz sangat menghargai perkembangan demokrasi di Indonesia, serta ingin berlajar dari Indonesia bagaimana mengelola perubahan UUD. Sebab, di negara Yaman saat ini sedang mempersiapkan proses perubahan UUD, sehingga dapat menghasilkan produk perundang-undangan yang lebih baik.
Abdul Aziz mengakui, di negaranya saat ini MPR atau yang dikenal sebagai Mejelis Syuro masih dipilih oleh Presiden, diharapkan untuk kedepannya dapat dipilih secara langsung oleh rakyat.
Dalam kesempatan itu, Ketua MPRRI Hidayat Nurwahid juga kembali menyampaikan usulan untuk membuat forum MPR internasional semacam Inter-Parliamentary Union (IPU) yang telah dimiliki oleh lembaga DPR antar negara.
"Beliau sangat menyambut hadirnya forum semacam ini, dan mereka sedang mengupayakan untuk dikomunikasikan kepada negara-negara Arab lainnya dan di negara-negara sekitar Yaman, dan beliau berharap ini dikomunikasikan ke negara-negara yang ada di Asia supaya nanti ada forum-forum demokrasi yang lebih kuat, "tandas Hidayat.
Ia berharap, dengan adanya lembaga tersebut nantinya oleh kedua negara dapat dijadikan ajang pertukaran pengalaman mengenai proses amandemen, menjaga amandemen, serta menghadirkan sebuah UUD yang bisa menjaga demokratisasi. (novel)