Go to Hell Geert Wilders, Adili Geert Wilders di Mahkamah Internasional, Gantung Geert Wilders sekarang! Begitulah isi poster yang dihadapkan ke pintu gerbang kantor Kedutaan Besar Belanda, di Jl. HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (3/4). Sekitar seratus orang yang menamakan Generasi Pemuda Partai Persatuan Pembangunan gabungan dari lima kelompok kepemudaan, antara lain, Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI), Angkatan Muda Ka’bah (AMK), Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), Wanita Persatuan Pembangunan (WPP) dan Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI) menggelar aksi protes penyebaran film "Fitna."
Selain melakukan orasi, beberapa orang menggelar aksi teaterikal, yang menggambarkan sikap arogansi anggota parlemen Belanda yang telah melakukan penghinaan terhadap umat Islam melalui karya film berdurasi 15 menit melalui situs internet.
Salah satu pengurus harian Gerakan Pemuda PPP Usman mengatakan, tempat yang tepat untuk Wilders yang telah membuat umat Islam dunia terusik adalah Mahkamah Internasional, bersama-sama para penjahat perang, dan penjahat HAM.
"Perdana Menteri Belanda sudah marah pada Geert Wilders, tapi apa yang dia lakukan, dia malah menghasut dunia untuk memusuhi umat Islam, umat Islam diinjak-injak harga dirinya, harus dienyahkan dari muka bumi, karena bukan Allah saja yang marah, bumi juga ikut murka, " tegasnya dalam orasinya di sela-sela aksi damai.
Dalam kesempatan itu, ormas pemuda berlambang Ka’bah itu menuntut agar parlemen Belanda agar mengeluarkan Wilders dari keanggotaan parlemen.
Aksi yang dilakukan menjelang sore itu membuat arus lalu lintas jalur lambat ditutup selama unjuk rasa berlangsung. Puluhan personel polisi membuat barikade di depan Kantor Kedubes Belanda, dua unit water canon juag disiapkan. Tidak seperti aksi ormas Islam sebelumnya, pihak Kedutaan menjanjikan kepada perwakilan ormas kepemudaan itu untuk bertemu dengan Duta Besar Belanda Nicolas Van Dam.
"Lima orang perwakilan kita besok akan berdialog dengan Dubes Belanda, kita akan menuntut Ratu Belanda untuk menghukum Wilders di Mahkamah Internasional, " tandas Usman. (novel)