WIEF: Kualitas Umat dan Lembaga Islam Harus Ditingkatkan

World Islamic Economic Forum (WIEF) atau Forum Ekonomi Islam se-Dunia keempat memasuki hari kedua. Agendanya membahas perkembangan pasar yang pesat di negara-negara Islam, energi alternatif masa depan, serta pendalaman diskusi untuk bidang-bidang usaha kecil dan menengah (UKM), infrastruktur, dan pariwisata.

Delegasi Indonesia yang dipimpin Irman Gusman, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disertai anggota delegasi terbatas mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Kuwait Sheikh Nasser Al-Muhammad Al-Ahmad Al-Sabah yang dilanjutkan dengan temu bisnis pengusaha Indonesia dan Timur Tengah.

Pada acara ini para kepala negara bergiliran menyampaikan sikap politik dan ekonomi, yakni Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, Raja Yordan Raja Abdullah II, Presiden Senegal Abdoulaye Wade yang juga Ketua Organisasi Konferensi Islam (OKI), Presiden Afganistan Hamid Karzai, dan Presiden Bosnia-Herzegovina Haris Silajdzic.

Sebagai tuan rumah, Emir Kuwait berpandangan, memasuki milenium ketiga umat Islam harus bertekad untuk menjaga dan meningkatkan kualitas umat dan kelembagaan Islam.

Menurutnya, jika selama ini sumberdaya alam negara-negara Islam dieksploitasi secara tidak terkontrol (wildly used) maka untuk selanjutnya harus dipertegas orientasinya untuk umat manusia keseluruhan. “Perang melawan kemiskinan dan peningkatan pendidikan adalah kunci jawabannya, ” imbuhnya. (dina)

Raja Yordan menekankan agar umat Islam memantapkan posisinya di antara penduduk dunia sementara negara-negara Islam menepatkan posisinya di lingkungan global, tidak sekadar membagi atau menyebar kemiskinan (share poverty) tetapi membagi kebaikan dan kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia keseluruhan.

Menurutnya, negara-negara Islam yang berpenduduk kurang lebih 1/5 jumlah penduduk dunia secara nyata harus menegaskan keinginan untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan pasar. Umat Islam dan negara-negara Islam berperan penting untuk terus mendorong hubungan erat antar-umat Islam dan negara Islam, membangun media dan jaringan komunikasi bisnis, meningkatkan pendidikan, dan mengembangkan inovasi.

Presiden Senegal menjelaskan betapa di negara-negara Afrika sangat merasakan dampak kenaikan harga pangan yang ditanggulangi dengan terus memacu upaya produksi menjelang musim hujan bulan Juni nanti. Abdoulaye Wade mendorong pembangunan pendidikan, kesehatan, dan lingkungan serta mengundang masuknya investasi.

Giliran Presiden Afganistan menyampaikan sikap politik dan ekonominya. Ia mengatakan, umat Islam sering menghadapi musuh dari dalam, dicontohkan dengan membiarkan bahkan melarang anak-anak berusia 5-12 tahun tidak bersekolah.

Kelanjutan pendidikan dalam pengertian luas sangat dibutuhkan untuk menjalin kekuatan bersama umat Islam dari Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, sampai Asia Tenggara untuk membangun kekuatan ekonomi dan memerangi kemiskinan. “Peran pelaku bisnis yang sangat penting, ” kata Hamid Karzai.

Sementara itu, Presiden Bosnia-Herzegovina menekankan pentingnya memelihara keberagaman, toleransi, dan integrasi di antara umat manusia. Dilatari pengalaman baik dan buruk selama ini, Bosnia-Herzegovina mendorong perdamaian. Haris Silajdzic juga mengundang investasi.

Sebelumnya, Irman didampingi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sofjan Djalil, Utusan Khusus Kerjasama dengan Negara-negara Timur Tengah Alwi Sihab, Tanri Abeng selaku anggota Dewan International Advisory Panel WIEF, dan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Kuwait dan Kerajaan Bahrain Faisal Ismail melakukan pertemuan dengan Raja Yordan. Abdullah II berjanji akan berkunjung ke Indonesia untuk semakin meningkatkan hubungan diplomatik yang telah terjalin selama ini melalui berbagai bentuk kerjasama.

Delegasi Indonesia melanjutkan pertemuan dengan Kuwait Finance House (KFH) untuk menindak lanjuti langkah-langkah yang selama ini dirintis Alwi di Timur Tengah. Anggota delegasi lainnya, baik dari unsur Pemerintah, Bank Indonesia, BUMN, dan swasta secara aktif mengikuti sesi paralel bidang UKM, industri telekomunikasi, infrasturuktur, real estate, serta pariwisata. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) sedang memikirkan upaya berinvestasi di Kuwait.