Eramuslim.com – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengingatkan, gangguan pada Pilkada serentak 2017 akan dapat meluas menjadi ancaman bagi stabilitas nasional.
Pengamat politik Ahmad Baidhowi menilai, pernyataan Hendropriyono tersebut bisa dimaknai sebagai upaya untuk “menakut-nakuti” warga negara yang menolak pencalonan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI 2017.
“Jika diperhatikan, Pilgub DKI terancam darurat sipil itu hanya menakut-nakuti kelompok anti-Ahok. Rakyat Jakarta sudah dewasa, buktinya demo besar aman-aman saja,” kata Ahmad Baidhowi kepada intelijen (18/10).
Menurut Baidhowi, justru pernyataan Hendropriyono itu bisa menjadi early warning bagi seluruh warga DKI Jakarta. “Justru dengan early warning dari AM Hendropriyono ini, masyarakat Jakarta semakin dewasa,” ungkap Baidhowi.
Di sisi lain, Baidhowi justru mencurigai adanya operasi “intelijen hitam” yang bermain di Pilgub DKI Jakarta untuk memunculkan kerusuhan, sehingga darurat sipil diterapkan. “Segala kemungkinan bisa terjadi. Ini yang harus diantisipasi,” papar Baidhowi.
Baidhowi menegaskan, terkait potensi rusuh di DKI, persoalan yang paling mendasar di Pilgub DKI adalah penegakan hukum kasus penistaan agama oleh Ahok. “Jangan sampai kasus ini dibiarkan berlarut-larut dan sengaja memunculkan provokasi agar Jakarta rusuh,” jelas Baidhowi.
Sebelumnya, Hendropriyono mengingatkan keadaan yang perlu menjadi perhatian seluruh komponen bangsa menghadapi Pilkada serentak, utamanya Pilkada DKI 2017 mendatang. Hal ini disampaikan Hendro melalui akun Twitter @edo751945. “Stabilitas politik di RI sedang mengalami gangguan, menjelang Pilkada di DKI. #PerkiraanKeadaanStrategis,” tulis Hendropriyono, Selasa (18/10).
Hendro menegaskan, gangguan pada pilkada serentak akan dapat meluas di seluruh Indonesia. “Gangguan dapat berubah menjadi ancaman, bagi stabilitas nasional,” kata Hendropriyono.(ts/intljn)