Waspadai Banjir di Awal Tahun

WALHI memprediksi banjir akan kembali menggenangi Jakarta awal tahun depan. Ubaidillah, Direktur WALHI, mengungkapkan banjir merupakan akibat negara salah urus dalam mengelola sumber daya dan ruang (penataan kota).

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) memprediksi puncak banjir di Jakarta akan terjadi pada Januari 2010 dengan kenaikan daerah dan tinggi banjir. “Akan ada perluasan, ketinggian maupun besaran dampak banjir yang akan berpuncak di tahun 2010 dibandingkan awal tahun 2009,” ujar Ubaidillah pada konferensi pers di Sekretariat Walhi, Kalibata Timur, Rabu (18/11/09).

Ubaidillah menambahkan, beberapa faktor terjadinya banjir di Jakarta antara lain karena alih fungsi lahan yang mengurangi daerah resapan air. Bagaimana tidak, lahan terbuka hijau di Jakarta hanya 96, persen, sementara sisanya dijejali dengan bangunan beton dan gedung bertingkat. Keadaan tersebut juga diperparah dengan buruknya saluran drainase serta sistem utilitas, yaitu kabel-kabel yang ditanam di dalam saluran air yang mengakibatkan air tak leluasa mengalir di drainase. Tidak hanya sampai di situ, menurut data WALHI, 40 persen lahan di Jakarta berada di bawah permukaan air laut.

Lebih lanjut, Ubaidillah berharap alokasi anggaran untuk penanganan banjir 2010 di DKI Jakarta sebesar Rp 855 miliar bisa digunakan secermat mungkin untuk antisipasi banjir. Dalam kesempatan jumpa pers tersebut, Ubaidillah memprediksi Jakarta akan tenggelam pada tahun 2030 jika pemerintah tidak memperhatikan keseimbangan ekologis. Hal ini sangat menohok Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, dengan gelar perencana tata kota yang disandangnya selama 30 tahun, rupanya selama 2 tahun memimpin Jakarta tak mampu menangani masalah banjir tahunan tersebut. (Ind)