Waspada, Dolar AS Makin Dekati Posisi Krismon 1998

Nilai tukar dolar AS pada awal pekan ini menunjukkan volatilitas yang cukup agresif. Meski sempat menjinak pada awal pembukaan perdagangan, namun menuju sore hari dolar AS terus ‘mengamuk’ hingga kembali mencapai level tertingginya di angka Rp 14.849 (pukul 10.30 WIB).

Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah pun menyiapkan strategi untuk bersinergi menahan gempuran dari sentimen menguatnya dolar AS. Bagaimana pergerakan dolar AS hingga mencapai posisi tertingginya dalam 20 tahun terakhir? Berikut ulasannya:

Dolar AS Sempat Menjinak

Pergerakan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pada pagi hari kemarin berada di level Rp 14.735-14.760. Angka tersebut turun dari posisi akhir pekan lalu yang sempat menyentuh level Rp 14.884.

Dolar AS sendiri tercatat telah menekan rupiah setidaknya 11,7% pada sepanjang tahun ini (year to date). Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mewakili kalangan pengusaha mengaku sudah memprediksikan kondisi ini.

“Kami sudah ekspektasi dan buat perkiraan. Jadi ini bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena kita sudah antisipasi,” kata Rosan.

Sementara ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menjelaskan gejolak nilai tukar yang terjadi hanya sentimen sementara.

Tapi pelemahan rupiah sendiri diprediksi baru berakhir jika normalisasi kebijakan suku bunga The Fed berakhir dan kinerja ekonomi domestik khususnya neraca perdagangan membaik. Nilai tukar rupiah bahkan berpotensi menembus level psikologis baru karena dipicu dari faktor domestik defisit neraca perdagangan dan sentimen proteksi dagang serta fluktuasi harga komoditas.