Eramuslim.com – Insiden penyerangan umat Islam terjadi ketika mereka sedang menunaikan shalat Idul Fitri di lapangan Koramil l1702-11/Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7) pagi WIT. Saat takbir pertama, kelompok massa Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) langsung menyerang umat Islam yang sedang menunaikan shalat Id.
Selang beberapa saat kemudian, sekelompok masyarakat penyerang melakukan pelemparan ke arah Mushala Baitul Muttaqirumah dan selanjutnya membakar beberapa kios yang ada di sekitar tempat tersebut. Wapres JK mendapat laporan bahwa peristiwa itu terjadi karena kegiatan shalat Id bersamaan dengan kegiatan gereja masyarakat setempat.
Jemaat gereja protes dengan pengeras suara di kegiatan salat yang dianggap mengganggu ketenangan. Akibatnya, ricuh pun terjadi. “Memang asal muasal soal speaker itu mungkin butuh komunikasi lebih baik lagi untuk acara-acara seperti itu,” ujar JK.
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain merasa heran dengan sikap JK. Pasalnya, JK dengan gampang menyalahkan pengeras suara sebagai biang keladi penyerangan jemaat GIDI ke umat Islam yang menjalankan shalat.
Kasus Torikara krn Speaker? Bagaimana mau khutbah di lapangan tanpa speaker? Jadi boleh bakar masjid hanya krn speaker? Komentar NGAWUR….!” katanya melalui akun Twitter, @UstadTengku.
Tengku melanjutkan, “Masjid di Tolikara, Papua dibakar umat Kristen saat akan sholat Ied pagi Jum’at tadi. Nampaknya Minoritas sdh merasa jadi Raja di Indonesia.”
Ustaz Yusuf Mansur pun juga mempertanyakan pernyataan JK yang menyalahkan pengeras suara sebagai biang keladi penyerangan ke umat Islam. Sambil mengomentari tautan berita, ia hanya bisa mendoakan Muslim Tolikara untuk tabah. “Doa saya&qt smua. Apalagi jika Pak JK bnr, sbb soal speaker,” katanya melalui akun, @Yusuf_Mansur.(rz)