Perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sulawesi Selatan sedang membangun masjid di jalan Tun Abdul Razak kabupaten Gowa. Mulai dibangun akhir tahun 2011 lalu, masjid bernama H Muhammad Cheng Ho ini diperkirakan bisa digunakan oleh umat muslim mulai Ramadan tahun depan.
Ketua Panitia pembangunan Masjid Muhammad Cheng Ho, Suhardi mengatakan bangunan masjid akan berdiri di kawasan seluas 3.240 meter persegi. Rencananya, tempat ibadah itu akan dibuat dua lantai.
Kini pengerjaannya baru mencapai tahap dasar dan lantai pertama. “Sampai proses akhir dibutuhkan dana sampai Rp 10 miliar,” kata Suhardi kepada Tempo, Selasa, 31 Juli 2012.
Masjid Cheng Ho ini akan berdiri dengan gaya yang berbeda dengan masjid di Makassar pada umumnya. Masjid ini memadukan nuansa Timur Tengah dan Tiongkok serta perpaduan budaya Bugis Makassar.
Gaya khas Tionghoa terlihat dari pilihan warna bangunan, yakni didominasi merah dan kuning. Bentuk bangunan persegi, menandakan nilai bugis assulappa’ appa.
Menurut Suhardi, nama masjid dipilih untuk mengabadikan nama salah satu pejuang asal negeri Tiongkok, Laksamana Cheng Joo. Cheng Ho yang berasal dari kerajaan Ming merupakan salah satu pembawa misi syiar Islam di Nusantara.
Ia salah satu tokoh penyebar ajaran Islam di pulau Sumatera dan Jawa pada sekitar abad ke-15. Selain di Makassar, sebelumnya masjid Cheng Ho juga sudah berdiri di beberapa tempat di Indonesia, seperti di Jakarta dan Surabaya.
Masjid Muhammad Cheng Ho, meski dibangun umat muslim Tionghoa, akan ditujukan untuk semua kalangan umat muslim. Diharapkan nantinya, masjid ini bisa menjadi salah satu pusat peradaban dan pembinaan umat muslim, khususnya di Makassar dan Gowa. Nilai yang ditanamkan dalam arsitektur masjid diharap bisa menggambarkan perpaduan yang harmonis antara beragam suku dan budaya di daerah ini.
Selain akan dibangun ruang salat sebagai bangunan utama, masjid akan dilengkapi dengan bangunan yang berfungsi sebagai sarana sosial seperti ruang amal dan usaha, ruang pendidikan, lapangan olahraga dan tempat kesenian. Karena rata-rata muslim Tionghoa di Makassar merupakan muallaf, di dalam masjid juga disiapkan ruang pembinaan muallaf.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (DPD PITI) Makassar, Sulaiman Gozalam berharap masjid ini bisa digunakan untuk sosialisasi di kalangan muslim Tionghoa. Sampai saat ini, jumlah muslim Tionghoa yang terdaftar di PITI Makassar baru sekitar 100 orang.(fq/tempo)