Setelah melakukan aksi longmarch dari Tugu Proklamasi, setibanya di Istana Negara perwakilan warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (Perum TAS I) yang merupakan korban luapan panas Lapindo disambut oleh guyuran hujan. Meski guyur hujan sekitar 200-an massa yang mengenakan kaos kuning berlengan merah, bertuliskan "Sampe mate’ pokok’e cash and carry", itu terlihat bersemangat untuk terus melanjutkan aksinya.
Salah satu warga Perum TAS I Sidoarjo Muhammad Said berharap kedatangannya ke Jakarta untuk menyampaikan aspirasinya membuahkan hasil, di mana pemerintah dapat memberikan jaminan Cash and Carry seperti yang telah dijanjikan.
"Sampai sekarang warga Perumtas belum dapat apa-apa sama sekali, jadi warga mengharapkan Presiden SBY meberikan jaminan cash and carry 100 persen itu saja, "ujarnya ditemui di sela-sela aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Senin(16/4).
Sementara itu, untuk mengawal jalan aksi warga korban luapan lumpur yang sejak semalam menginap di areal Tugu Proklamator, aparat kepolisian dari Polres Jakarta Pusat mengerahkan sekitar 200 orang personilnya, dan terlihat penjagaan di sekitar Istana tidak ada yang berubah seperti layaknya ada kegiatan aspirasi masyarakat.
Tapi kegiatan para warga Sidoarjo, Jawa Timur sempat disusupi penumpang gelap, namun aparat kepolisian langsung mengamankannya karena diduga sebagai provokator, sebab Laki-laki sekitar 30 tahun itu terlihat membawa satu golok.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol. Heru Winarko menegaskan, intinya kepolisian akan selalu siaga dengan penampilan peserta aksi yang berbeda, kalaupun mereka berasal bukan dari rombongan, itu sudah menyalahi aturan.
"Yang jelaskan intinya unjuk rasa ini siapa dan dari mana sudah ada ya, kalau dari luar berarti mereka menyalahi aturan, "ujarnya saat mengawal aksi demo.
Mengenai satu orang lelaki yang diduga sebagai provokator, Ia menyatakan saat ini sedang menjalani pemeriksaan dimarkas Polres Jakarta Pusat. Ia berharap, dalam aksi kali ini tidak ada lagi orang yang memanfaatkannya untuk melakukan perbuatan yang menyimpang dari tujuan semula.
Aksi unjuk rasa korban lumpur akan dilanjutkan ke depan Kantor Menko Kesra, di Jalan Medan Merdeka Barat, dan rencananya akan diakhiri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta untuk menemui anggota Komisi VII DPR untuk menyampaikan aspirasinya.(novel)