Warga Masyarakat Tidak Setuju Sambutan Berlebihan Buat Bush

Berbagai kelompok masyarakat dan ormas Islam menyatakan menolak rencana kedatangan Presiden AS, George W. Bush yang penyambutannya oleh pemerintah Indonesia, dianggap terlalu berlebihan.

Toyib Hadifansuri, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Yogyakarta adalah salah seorang warga yang tidak setuju dengan kedatangan Presiden AS George W. Bush yang disambut secara berlebihan oleh pemerintah Indonesia, padahal Bush adalah musuh dunia internasional khusus umat Islam.

"Saya enggak setuju banget-banget deh, karena dia-kan sudah seperti musuh internasional, kok disambut dengan baik-baik," ujarnya saat dimintai komentarnya oleh eramuslim, di Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (8/11).

Menurutnya, keberadaan yang hanya sekitar 6 jam saja harus mengorbankan uang negara yang tidak sedikit untuk membangun landasan pendaratan helikopter diareal Kebun Raya Bogor, di tengah kondisi masyarakat yang masih membutuhkan bantuan keuangan untuk mengatasi kemiskinan dan berbagai bencana alam.

"Cuma enam jam saja biayanya yang dikeluarkan sangat besar, seharusnya uang itu bisa dimanfaatkan untuk membantu masyarakat kecil yang sedang kesusahan," tukasnya.

Toyib mendukung, jika seluruh masyarakat, ormas Islam dan mahasiswa melakukan demontrasi besar-besar untuk tidak menerima Bush menginjakan kakinya di Indonesia.

Senada dengan Toyib, Dayat Irianto, pegawai swasta menyatakan, seharusnya pemerintah memperlakukan Presiden AS wajar-wajar saja seperti kepala negara lainnya yang pernah mengadakan kunjungannya ke Indonesia.

"Seharusnya yang wajar saja seperti Presiden negara lain, jangan terlalu berlebihan, apalagi pake rencana HP akan dimatikan," tandasnya.

Ia mengaku, meski sebagai warga Jakarta belum mengetahui bagaimana bentuk landasan helikopter yang dibangun di Bogor, tetapi terlihat proyek itu sangat menghambur-hamburkan uang negara. "Itu menghambur-hamburkan uang negara, pakai buat segala macam untuk menyambut Bush," imbuhnya.

Sementara itu Abidin salah seorang Satpam mengaku tidak mengetahui ada apa sebenarnya dibalik penyambutan orang nomor satu di AS ini, "apa mungkin karena dia bapak dari seluruh negara, dan semua negara harus berkiblat kesana?"

"Terlalu berlebihan dah, tapi mungkin karena dia bapaknya seluruh negara, sehingga semuanya pasti harus menuruti, sebab kalau tidak pasti akan diobok-obok atau dikitik-kitik deh kita," ungkapnya. (novel)