Eramuslim.com – Puluhan perwakilan warga Jakarta berkumpul di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta (13/9) pagi. Mereka berkonsolidasi untuk penyikapi kebijakan penggusuran warga oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di masa pemerintahan Ahok.
Dalam pantauan Rimanews di lokasi, masing-masing perwakilan warga menyampaikan keluh kesahnya di hadapan perwakilan LBH Jakarta. Salah satunya tentang sikap kasar Ahok ketika menerapkan kebijakan penggusuran guna menormalisasi sungai sebagai upaya menuntaskan masalah banjir.
Haryati salah satunya, warga Muara Baru, Waduk Pluit, Jakarta Utara itu mengkritisi kebijakan mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur DKI saat ini Ahok. Dia menilai, Jokowi maupun Ahok tak ubahnya pejabat yang hanya pintar pencitraan dengan segala program untuk masyarakat, seperti halnya kompensasi pemberian rumah susun sederhana sewa (Rusunawa).
“Terus saat kita tidak mendapat rusun terus kita demo, kita dibilang oknum warga penyewa lahan. Padahal apa, kita ini warga, warga Jakarta asli,” terangnya pada acara pertemuan warga dengan LBH Jakarta.
Contoh lain dari pencitraan orang nomor satu di Jakarta lainnya, dikisahkan Haryati kedatangan istri Gubernur Ahok ketika memberikan bantuan di Pos Layanan Terpadu di Muara Baru beberapa waktu lalu.
“Di situ datang Bu Veronica Tan di Posyandu memberikan batuan satu dus. Terus kita berpikir dibelakangnya pasti ada satu truk bantuan. Ternyata tidak, tidak ada apa-apa lagi. Bantuannya itu ya cuma satu dus itu yang disorot banyak medi. Apa bukan itu lagi pencitraan,” ungkap wanita setengah baya itu kesal.
Hingga berita ini dilaporkan, diskusi para perwakilan LBH bersama warga masih berlangsung. Saat ini warga sedang menjelaskan kenapa Jakarta selalu dilanda banjir dan selalu menajdi persalan pemerintah serta warga di setiap tahunnya.(rd/rimanews)