Eramuslim.com – Selama bulan Januari 2015, dua aksi kejahatan begal terhadap pengendara sepeda motor terjadi di Depok. Tidak hanya membawa kabur kendaraan, pelaku juga tidak segan melukai bahkan hingga mencabut nyawa jika korbannya melawan.
Aksi begal pertama terjadi di Jalan Juanda, tak jauh dari lokasi pembangunan Tol Cijago, pada Jumat (9/1). Kejadian terakhir terjadi di depan Kampus BSI, Jalan Margonda, tak jauh dari terowongan gerbang masuk kota Depok pada Minggu (25/1) dini hari.
Aksi kejahatan sadis ini kemudian menjadi keprihatinan netizen yang kemudian dialamatkan kepada Walikota Depok Nur Mahmudi Isma’il. Sebuah petisi yang dibuat di situs change.org meminta walikota yang berasal dari PKS itu untuk memperhatikan infrastruktur jalan.
Selain kepada Nur Mahmudi, petisi tersebut juga ditujukan kepada Polresta Depok dan anggota DPRD Depok. Hingga Jumat (30/1), petisi yang dibuat sejak 27 Januari 2015 oleh akun Arie Putra telah ditandatangani oleh 1.490 pendukung.
Berikut isi petisi tersebut:
“Sebuah standar jalan raya yang aman dan ramah untuk semua pengendara harus segara dijadikan sebuah peraturan daerah di Kota Depok, mulai dari infrastruktur lampu jalan hingga jumlah personel keamanan.
Dalam kurang dari satu bulan, dua nyawa sudah melayang akibat perampokan (begal) di Kota Depok. Dua minggu yang lalu, satu nyawa melayang di Jalan Juanda. Tadi malam (25 Januari 2015), satu nyawa melayang di Jalan Margonda di depan Kampus BSI.
Selain itu, banyak sekali kasus-kasus yang tidak merenggut nyawa pengguna jalan raya. Satu bulan yang lalu, teman saya pulang ke kos-kosan dengan sebuah celurit yang menancap di punggungnya. Itu dialaminya karena mencoba kabur dari kelompok kriminal begal di jalan raya kota Depok.
Hal ini merupakan efek dari pembangunan yang tidak merata. Lampu-lampu jalan dan aparat keamanan sangat terpusat pada tempat-tempat di mana bangunan-bangunan apartemen berada. Hal ini merupakan efek dari pembangunan kota Depok yang tidak memikirkan keamanan dari penghuninya.”
Warga Depok juga berharap Walikota yang sudah menjabat selama dua periode ini bisa bekerja dengan lebih maksimal dalam menata kota Depok, tidak saja membiarkan mal-mal bertumbuhan bagai cendawan di musim hujan, namun juga memperhatikan pembangunan fasilitas umum dan sosial yang jauh tertinggal, juga kemacetan dan banir yang tidak ada habis-habisnya. (rz)