Eramuslim.com – Politisi PKS Babel Aksan Visyawan protes atas pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang mengaku kebiasaan bertutur kata kasar didapat dari kampung halamannya, Bangka Belitung.
Menurut Ketua Fraksi PKS DPRD Babel itu, bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta tersebut jangan menyeret-nyeret nama Bangka Belitung, atas perilakunya berkata kasar.
“Saya sebagai warga asli Bangka Belitung, protes atas pernyatan Ahok, yang menyebutkan ucapan kasas dari mulutnya karena kebiasaan masyarakat di Babel. Perlu diketahui, tidak semua masyarakat Bangka Belitung berbicara kasar seperti Ahok,” tegas Aksan kepada bangkapos.com, Jumat (26/8/2016).
“Kalau Ahok mau seperti itu silakan, tapi jangan bawa-bawa nama Bangka Belitung. Saya minta Ahok minta maaf,” ujarnya seraya menambahkan tidak ada persoalan politis terkait protes dirinya terhadap Ahok.
Sebelumnya, Ahok saat peresmian Rumah Lembang kawasan Menteng, Jakarta Pusat, sebagai posko pemenangan pilkada, Kamis (25/8/2016) di depan pendukungnya berjanji akan bertutur kata lebih santun.
“Kebiasaan di kampung saya ngomong-ngomong kotor sudah tidak keluar lagi. Terima kasih yang sudah menasehati,” ujar Ahok, Kamis (25/8/2016).
Biasanya dia kerap melontarkan kata-kata kasar begitu ada yang mengkonfrontirnya dengan Lulung. Kini, diakuinya sudah bisa membalas dengan bijak pernyataan Lulung, misalnya saat Lulung menyebutnya sebagai seorang psikopat.
Ahok yang mengenakan kemeja hitam menyinggung Lulung di atas panggung di depan ratusan pendukung dan para kader partai pendukungnya, Nasdem, Hanura, dan Golkar. “Sekarang marahin orang senyum-senyum saja. Kayak tadi ada yang nanya, ‘mohon maaf pak, dikatain Haji Lulung Psikopat’,” ujar Ahok.
“Terus saya jawabnya, ‘harusnya psikotes tidak boleh diberikan kepada orang lain. Mungkin itu hasil tesnya beliau (Lulung)’. Hanya karena saking kesel sama Ahok namanya dibaca jadi Basuki Tjahaja Purnama, padahal Abraham Lunggana. Nah, saya sudah pintar jawab begitu,” ucap Ahok.
Menurutnya, kebiasan bertutur kata kasar didapat dari kebiasaan di kampung halamannya, Bangka Belitung. Ahok menyebutkan, bertutur kata yang terkesan kurang sopan sudah terbiasa di kampung halamannya.
Ini Reaksi Netizen Belitung
Sejumlah netizen Belitung meradang melihat tautan yang dibagikan oleh akun facebook bernama Yuni Mustani, Jumat 26 Agustus 2016, pukul 08.12. Postingan itu menyeret nama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok.
Berikut postingannya :
“Yth. Bapak Gubernur DKI, Koh Ahok.
Prihatin dengan pernyataan dalam berita ini, lahir dan hingga lulus SMA di Belitung. Saya yakin masyarakat Belitung atau yang pernah tinggal di Belitung tidak sepaham dengan Bapak. Janganlah kebiasaan pribadi digeneralisir sebagai kebiasaan masyarakat. Introspeksi dan akui bahwa itu adalah kebiasaan buruk bapak dan harus diperbaiki sebagai itikad baik untuk saling hormat menghormati.
Salam,”
Dalam postingan tersebut, akun Yuni Mustani juga melampirkan postingan dari sebuah media news.detik.com berjudul ‘Ahok Janji Enggak Akan Ngomong Kotor Lagi’ Sebanyak 22 orang ditanda dalam postingan tersebut. Setelah itu para netizen lainnya kembali menandai sejumlah orang ikut mengomentari tautan tersebut.
Hingga Sabtu (27/8/2016) siang postingan tersebut masih mendapat komentar dari sejumlah netizen Belitung. Total hingga Sabtu, postingan tersebut sudah mendapat 36 like, 4 kali dibagikan, dan 26 komentar.
Simak komentarnya berikut ini :
Johanus Adwijan Lebert: Kebiasaan Basuki Tjahaja Purnama atau kebiasaan orang Belitong? Kalo itu kebiasaan pribadi…jangan di genelisir menjadi kebiasan umum….diketis dan di banat guru kamek…mun kamek ngumong kotor!!! Ahok off side kali ini!!
Dedy Suherman: Mengutip gaya becanda sahabat saya Sena Royan Nikola “ah yang bener kamu kalo bicara, nanti kamu bohong lagi
Siti Salma: Sama aja menganggap semua orang Belitong kaya dia,.. padahal engga tuh, buktinya besan dan keluarga besarnya dari Belitong , mereka sangat santun dalam bertutur kata, sopan dan menhargai siapa saja…
Ahok, ahok jangan bawa-bawa belitong deh, bawa aja kampung elu yang sebenarnya, belitong cuma numpang lewat aja kan?
Sumiadi Taslim: Betul… Yuni Mustani Kalau di belitung ada panggilan hormat untuk menyapa orang yg lebih tua (ikam, belau, sidak, pando) juga untuk orang muda/anak2 (kulup, biak,dayang). Jadi apa yg dilakukan Ahok itu adalah sikap pribadinya, “Urang belitong” faham jika saya hanya memanggil nama karena mungkin usia saya lebih tua dari dia….
Fithrorozi Belitong: Disparitas ujar antara tokoh politik dan. tokoh budaya makin tinggi. media membuat kita seperti jadi objek. Kita bukan tunggangan. yg gampang dipecut. Kita liat saja, bagaimana efek kampungan bagi. media, bagi warga. DKI, bagi urang darat, bagi urang Cina, bagi urang sekak, bagi urang membangun tata bahasa
Mansyur Mas’ud: Walau demikian saya juga punya kajian lain. Omongannya kotor tapi kerja bersih adalah lebih baik daripada adab bicara santun namun kelakuan kotor. Masalah apakah kerja Ahok di kemudian hari adalah baik dan bersih… kite tunggu tanggal mainnye lah.
Mijn Jaafar: Pendapat bang #Ruspandi agak e lebih mendekati kebenaran. Namun karena kalimat Ahok tentang ”kebiasaan di kampung saya” itu adalah kalimat tidak tuntas, bisa menimbulkan salah persepsi orang luar Belitung sehingga berkesimpulan orang Belitung kasar. Ahok menggunakan fakta tentang dirinya dan mungkin jg di komunitasnya di Beltim (Chinese) unt mengambil kesimpulan yg akhir e OVER-GENERALISATION. Ini bahaya mulut jika logika bicara tidak tuntas; Fallacy of dramatic instance. KARNA itu Ahok perlu mengklarifikasi pernyataannya. Sebagai orang melayu Belitung sy pasti tidak bisa menerima pernyataan Ahok. Namun, sy jg banyak kawan etnis cina, kawan masa SMA nyatanya tidak sekasar Ahok. Kawan sy yg etnis TiongHoa tetap santun sikap dan bicaranya.Mestinya masyarakat Belitung, tokoh2 budaya, forum budaya, lembaga adat bicara dong. Bikin pernyataan resmi, minta klarifikasi karena ini menyangkut soal budaya juga. Jangan sampai orang berkesimpulan: orang Belitung kasar-kasar.Bakal calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok siap bekerja dan menang dengan santun. Hal ini ia sampaikan di hadapan ratusan pendukungnya yang hadir dalam peresmian Rumah Lembang, Kamis (25/8/2016) malam. (ts/pm)