Peringatan satu tahun bencana tsunami selain dipusatkan di propinsi NAD, juga diperingati di Jakarta. Sekitar 2.000 orang masyarakat Aceh se-Jabodetabek melakukan dzikir, doa dan tausiyah di Mesjid At-Tin, Taman Mini, Jakarta Timur, Senin (26/12).
Ketua Pelaksana yang juga sekretaris Dewan Pembina Aceh Peduli Aceh, Faisal Riza Joenoes menyatakan, peringatan ini bertujuan untuk membangkitkan rasa kepedulian masyarakat Aceh di ibukota untuk menyatukan hati, memberikan doa bagi arwah korban tsunami dan keluarga yang ditinggalkan agar diberi ketabahan oleh Allah Swt.
"Bencana ini sebagai koreksi dan peringatan dari Allah untuk rakyat Aceh dan bangsa Indonesia yang selama 30 tahun berada dalam situasi konflik, " ujar Faisal.
Ia berharap, bencana ini menjadi titik awal untuk menyatukan kepercayaan antara rakyat Aceh dan pemimpin bangsa dalam rangka membangun Aceh kembali serta membangkitkan rasa syukur pada Allah Swt.
Faisal mengakui kinerja Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh masih berjalan lambat. Hal itu menurutnya, disebabkan baru sebagian komitmen pendanaan pemerintah dan negara-negara donor yang terealisasi.
"Pemerintah dan pimpinan daerah harus mampu mensinergikan program yang dilaksanakan sehingga tidak simpang siur penerapannya. Sementara itu, untuk pembinaan moral dan aspek kehidupan di Aceh paska tsunami, ia mengaku pihaknya yang tergabung dalam Aceh Peduli Aceh akan memfokuskan pada masalah pendangkalan akidah di daerah kabupaten Calang, Aceh Jaya dengan membendung gerakan misionaris yang disinyalir sudah mulai masuk dan mencoba merusak akidah anak-anak Aceh.
Acara yang bertajuk ‘Dzikir dan Tausiyah, Peringatan 1 Tahun Tsunami’ rencananya akan dihadiri oleh sejumlah anggota DPR. Tausiyah akan disampaikan oleh Dr. H. Rusli Hasbi, pimpinan Balai Kajian Islam Riyadlus Salihin, Jakarta. (novel/ln)