Wapres: Tiga Makna Hari Raya Idul Fitri

Wakil Presiden M. Jusuf Kalla mengatakan, peristiwa hari raya Idul Fitri yang lazim disebut Lebaran memiliki tiga makna penting, yakni pertama, masalah agama. Kedua, masalah sosial.

"Lebaran itu masalah sosial yang tertinggi, tidak pernah ada mobilisasi masyarakat terbesar hanya terjadi pada Lebaran, Selama ini mudik di Pulau Jawa saja setidaknya memobilisasi 30 juta orang, " katanya di Jakarta.

Dan yang ketiga, menurut Wapres Kalla, Lebaran merupakan peristiwa ekonomi yang tertinggi setiap tahun, karena peristiwa mudik itu dapat memberikan pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia.

Ia menjelaskan, memang di setiap menjelang Lebaran ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga. Namun, hal itu hanya terjadi terhadap komoditi yang secara tiba-tiba diperlukan secara bersama-sama dan tidak bisa disimpan lama.

Lebih lanjut Kalla, mengatakan bahwa peristiwa mudik pada saat hari raya Idul Fitri (Lebaran) merupakan saat-saat yang membahagiakan, karena dapat berkumpul dengan sanak keluarga dan handai taulan.

"Kebahagiaan paling pasti adalah berkumpul dengan keluarga, dan ternyata, orang Jawa itu benar, mudik itu benar, "ungkapnya

Oleh karena itu, tambahnya, peristiwa mudik tersebut harus diatur sebaik mungkin karena hal itu merupakan kebahagiaan yang pasti. Wapres mengutip falsafah Jawa "Mangan ora mangan waton kumpul" (tidak makan tidak apa-apa, asal berkumpul), yang dalam ajaran agamanya menyambung silaturrahmi dengan keluarga.

Kalla juga mengungkapkan, hasil riset yang dilakukan di luar negeri, yang dimuat di majalah Newsweek bahwa kesimpulannya kebahagiaan paling pasti adalah berkumpul dengan keluarga dan teman-teman.(novel)