Tayangan televisi akhir-akhir ini yang banyak menonjolkan adopsi perilaku dan norma bangsa barat akhirnya mendapat kritikan dari Wakil Presiden M Jusuf Kalla. Jusuf Kalla menyatakan bahwa tayangan televisi Indonesia selama ini banyak menyiarkan program yang tidak baik. Wapres mencontohkan banyaknya berita kekerasan, selain itu tayangan sinetron berbau seks, mistis dan juga kekerasan, yang disaksikan ratusan juta masyarakat Indonesia.
Menurut hitungan KPI, tambahnya, setidaknya 75 persen penduduk Indonesia setiap harinya menyaksikan siaran televisi. Artinya dari 220 juta penduduk ada sekitar 150 juta orang setiap hari menyaksikan televisi.
"Jadi 150 juta orang matanya memelototi televisi. Artinya tiap malam tergantung apa yang diproduksi oleh televisi kita, " katanya saat menghadiri puncak acara Penghargaan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Jakarta, Selasa.
Karena itu, lanjut Wapres, jika televisi terus menerus memproduksi kekerasan dan ketakutan, tentu akan menghasilkan kekerasan dan ketakutan juga. Ia mengharapkan agar tayangan yang dihasilkan adalah yang memberikan nilai positif.
"Tentu yang kita harapkan berita yang sehat walaupun tetap kritis. Tayangan yang menarik bukan yang membikin ketakutan, " kata Wapres.
Dalam kesempatan itu, Wakil Presiden mengajak insan televisi Indonesia menghasilkan karya-karya yang bermutu baik dan positif, yang enak ditonton, karena tayangan televisi yang bermutu baik itu akan meningkatkan kemajuan bangsa.
"Ciptakan tayangan-tayangan yang positif, karena hanya dengan berfikir positif bangsa ini akan maju, " imbau.
Ia mengingatkan para pengusaha di bidang pertelevisian, jika yang ditayangkan adalah yang ciptakan ketakutan, justru akan mematikan industri televisi itu sendiri. Karena akan membuat orang luar takut berinvestasi ke Indonesia. Dan pada gilirannya investasi tidak akan berkembang, karena tidak adanya iklan.
"Saya sependapat bahwa tayangan yang baik juga enak ditonton. Marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan, " imbuhnya.
Penghargaan KPI diberikan dalam lima kategori yakni talkshow, dokumenter, sinetron, berita, dan tayangan anak-anak.(novel/ant)