Wapres Ajak PBNU dan Muhammadiyah, Cari Persamaan 1 Syawal 1428 H

Wakil Presiden M Jusuf Kalla hari ini (24/9) mengundang Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddi, dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi untuk membicarakan penetapan hari raya Idul Fitri.

Pertemuan yang digelar di Kantor Wapres Jakarta, terkait dengan permintaan Wapres sebelumnya agar PP Muhammadiyah dan PBNU bisa membicarakan bersama dan mencari titik temu mengenai penetapan hari raya Idul Fitri.

Selama ini antara PP Muhammadiyah dan PBNU sering terjadi perbedaan dalam penetapan hari raya Idul Fitri. Seperti diketahui, PP Muhammadiyah telah menetapkan Idul Fitri 1428H jatuh pada 12 Oktober, sedangkan PBNU masih akan melakukan rukyat.

Dalam pertemuan tersebut selain Wapres M Jusuf Kalla, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan Ketua PBNU KH
Hasyim Muzadi, juga hadir Menteri Agama M. Maftuh Basyuni, Mensos Bachtiar Chamsyah serta Quraish Shihab

Dari hasil pertemuan itu, NU dan Muhammadiyah sepakat untuk
menggelar pertemuan untuk mengurangi perbedaan kedua ormas terbesar itu dalam menentukan penanggalan dalam kelender Hijriah.

"Sesuai dengan tekad NU dan Muhammadiyah disepakati akan ada
pertemuan ahli-ahli dari NU dan Muhammadiyah, pertemuan itu pertama akan diawali di PBNU dan kemudian di PP Muhammadiyah, "ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Ia berharap dari pertemuan dua ormas itu akan menghasilkan titik temu yang selama ini dinilai sebagai perbedaan, namun apabila hal itu belum terjadi, harus dapat ditoleransi dana tidak dibesar-besarkan.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengaku selama ini kedua ormas itu mempunyai perbedaan dalam memahami Al-Quran dan hadist, dalam menentukan hari-hari besar.

"PBNU dan Muhammadiyah akan berusaha keras mencari titik temu dari metodologi yang selama ini dipakai, daerha perbedaan itu tidak usah diubah menjadi pertentangan, "ungkapnya.

Menurutnya, apabila dari hasil pertemuan itu, belum mendapatkan titik temu, maka masyarakat harus siap menerima perbedaan itu.

Menanggapi perbedaan dalam penetapan hari raya Islam, Menteri Agama M. Maftuh Basyuni berharap dengan adanya pertemuan itu maka perbedaan penentuan awal puasa, Idul Fitri dan Idul Adha tidak terjadi dimasa mendatang. (novel)