Petinggi UNESCO juga sudah meminta perkembangan baru dari analisis tersebut, tapi tidak mendapatkan tanggapan dari Pemerintah Indonesia.
Wiratno mengatakan analisis yang baru sedang disusun dan bisa diserahkan pada bulan September mendatang.
Hingga saat ini tidak ada kejelasan proyek apa yang sedang dilakukan di Pulau Rinca tersebut.
Tahun lalu, Pemerintah Indonesia mengatakan sedang membangun “tempat wisata premium” di pulau tersebut.
Sementara dalam pernyataan terpisah, Wiratno mengatakan proyek tersebut akan mencakup renovasi pada struktur yang sudah ada dan tidak akan menimbulkan bahaya bagi komodo.
Rima Melani Bilaut dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengatakan proyek tersebut tidak hanya akan menganggu kehidupan komodo, tapi juga berdampak pada kehidupan warga setempat.
“Kami mendesak Pemerintah untuk mengembangkan pariwisata yang berbasis pada kerakyatan,” ujarnya.
Indonesia adalah rumah bagi sekitar 3.100 ekor komodo, menurut data resmi Pemerintah.
Kadal unik ini bisa tumbuh hingga tiga meter dan memliki lidah bercabang berwarna kuning dan termasuk hewan langka di dunia.
REUTERS [sr]