Eramuslim.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menanggapi pernyataan tim pemenang Ahok-Djarot yakni Nusron Wahid alias Purnomo, kala dirinya mengatakan yang sah menafsirkan Al Quran ialah Allah SWT.
“Nusron bilang kan yang tahu tafsir Al Quran itu kan hanya Allah, kalau gitu untuk apa diturunkan untuk manusia, bukan hudalinnas (petunjuk manusia), kalau begitu itu hudalillah petunjuk bagi allah dong,” kata Wakil Sekretaris Jendral MUI, Tengku Zulkarnain di kantor MUI, Jalan Proklamasi 51, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2016).
Menurut Zulkarnain, manusia memiliki hak untuk menafsirkan petunjuk yang datang langsung lewat wahyu kepada Nabi Rasulullah.
“Kalau gitu untuk apa diturunin, cukup aja hudalillah petunjuk bagi Allah, hudalilrasul petunjuk bagi rasul, kenapa allah bilang hudalinnas petunjuk bagi manusia, berarti ada hak manusia menafsirkannya,” jelasnya kepada Warta Kota.
Dikatakan Zulkarnain bahwa, Nusron lah yang telah menafsirkan surat Al-Maidah 51 itu, dengan menyatakan Ahok tidak melakukan penistaan Agama.
“Dan dia sendiri menafsirkan surat itu, berarti dia sendiri kan Allah, dia bilang yang tahu hanya Allah berarti dia Allah, dia menafsirkan Al- Maidah 51, berarti kalo nggak dia rasul yah Allah,” kata Zulkarnain
“Ah blunder kalau ngomong pakai akal jangan pakai dengkul , bikin malu !,” sambungnya.
Sementara itu, Nusron Wahid yang mendapatkan kesempatan berbicara di ILC, menyampaikan pembelaan kepada Ahok.
Menurut Nusron, sang Kepala BNP2TKI, yang paling tahu kandungan surat Al-Maidah ayat 51 adalah Allah dan Rasulullah Muhammad SAW.
“Saya ingin menegaskan di sini, yang namanya teks apapun, itu bebas tafsir, bebas makna. Yang namanya Alquran yang paling sah untuk menafsirkan yang paling tahu tentang Alquran itu sendiri adalah Allah SWT dan Rasulullah.”
“Bukan Majelis Ulama Indonesia, bukan Ahmad Dhani, bukan Daniel Simanjuntak, bukan juga saya, karena kebenaran itu datangnya dari Allah SWT. Itu adalah (dasar) ilmu tafsir.” kataNusron Wahid alias Purnomo.
Pertanyaan kontroversial Nusron berlanjut soal surat Al-Maidah Ayat 51. Meskipun pada awalnya menyebut, bahwa yang paling tahu kandungan ayat Alquran adalah Allah dan Rasulullah, Nusron menyampaikan tafsirannya sendiri soal ayat tersebut.
“Ayat Al Maidah tidak ada kaitannya dengan politik. Ayat Al Maidah multitafsir, karena multitafsir, tidak usah dipakai justifikasi untuk melawan orang untuk menistakan orang dan sebagainya.
Karena itu, kalau kita ingin berpolitik sebagai negara Pancasila, ayo kita sepakat bersama-sama, hentikan penggunaan ayat-ayat untuk politik,” katanya. (ts/tribun)