Eramuslim – Baru-baru ini, ramai dibicarakan soal jamu yang disebut bisa menjadi penangkal virus corona COVID-19. Menurut ahli, senyawa kurkumin seperti yang ditemukan dalam jahe, kunyit, temulawak, dan bahan lainnya dapat menekan badai sitokin yang terjadi pada pasien COVID-19.
Menanggapi hal ini, vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe, MSc, SpPD, dari Rumah Sakit Omni Pulomas menjelaskan secara umum berbagai penelitian memang menunjukkan kurkumin dapat menekan produksi sitokin yaitu zat yang penting dalam proses inflamasi.
“Namun penelitiannya masih terbatas, harus dibuktikan lebih lanjut,” tegasnya saat dihubungi detikcom, Selasa (18/2/2020)
dr Dirga membenarkan penelitian tersebut secara teoritis menjelaskan, kurkumin memang dapat mencegah badai sitokin, seperti produksi sitokin yang berlebihan yang berhubungan dengan organ, dan tingkat keparahan penyakit, pada infeksi virus.
Namun jika berhubungan dengan COVID-19, belum ada penelitian khusus terkait itu. “Penelitian-penelitian tentang kurkumin banyak dilakukan pada virus Hepatitis, influenza, Ebola. Tidak ada penelitian curcumin pada COVID-19,” lanjutnya.
Karenanya, ia menyimpulkan hingga saat ini dugaan penggunaan kurkumin untuk menangkal virus corona belum memiliki bukti yang kuat. “Dugaan kurkumin dapat mencegah infeksi COVID-19 tidak memiliki bukti ilmiah yang kuat,” katanya kembali menegaskan. (dtk)