eramuslim.com – Salah satu Operator atau kru sound horeg blak-blakan bongkar sisi gelap sound horeg asal Malang, Jawa Timur ini.
Sound horeg yang dengan ciri-ciri sound system berukuran besar dengan suara yang menggelegar ini menjadi hiburan bagi masyarakat Jatim.
Eksistensi sound horeg semakin meluas yang kemudian menyebar ke berbagai wilayah di pulau Jawa. Namun tak sedikit masyarakat yang terganggu dan merasa tidak nyaman, lantaran dentuman bass dan suara yang sangat amat keras.
Terlebih banyaknya insiden-insiden yang viral di media sosial akibat yang ditimbulkan dari sound horeg, sehingga beberapa warga harus mengalami kerugian.
Misalnya dalam beberapa kasus, para kru sound horeg harus merusak fasilitas umum seperti pagar pembatas jalan, gapura dan fasilitas umum lainnya agar truk yang membawa sound horeg itu dapat melintas.
Bahkan beberapa waktu lalu juga sempat viral, warung maupun rumah warga harus dirusak lantaran menghalangi muatan truk yang membawa sound horeg besar.
Pun begitu, dengan dentuman bass dan suara yang sangat keras, menimbulkan kaca di rumah dan mobil jadi pecah. Kejadian kaca pecah juga terjadi di gedung kawasan Sudirman, Jakarta, saat sound horeg asal Jatim dibawa ke Jakarta untuk memeriahkan pelantikan presiden Prabowo Subianto pada Minggu 20 Oktober 2024 kemarin.
Meskipun hadirnya sound horeg dianggap merugikan segelintir orang, justru salah satu operator sound horeg mengaku, sound horeg yang dapat merusak properti milik warga akan lebih menguntungkan.
Bahkan semakin banyak dampak yang ditimbulkan, seperti kaca pecah ataupun genteng rontok, pihaknya akan mendapatkan saweran yang lebih besar karena dianggap sound horeg itu berhasil membuat suasana ‘pecah’.
“Saya juga sebagai operator ya mas, saya yang ngalami sendiri, saya yang tahu di lapangan. Kalau sampai saya mecahin kaca, ngerontokin genteng, apalagi sampai temboknya retak, saya makin disawar mas, beneran,” kata salah satu pengakuan dari operator sound horeg yang dikutip Instagram @medsos_rame dikutip Selasa, 29 Oktober 2024.
Ia pun mengaku saweran itu nilainya fantastis, satu lagu bisa mencapai Rp1 juta.
“Itu (saweran) dari masyarakat. Masyarakat itu semakin ada kerusakan sebetulnya mereka senang. Enggak ada yang gimana-gimana, mereka los, aku (warga) yang nanggung (kerusakannya),” bebernya.
Pernyataan dari salah satu operator sound horeg itu tentu saja menimbulkan kontroversi di kalangan netizen.
“Masyarakat itu semakin ada kerusakan mereka seneng, dalil dari mana ini?” tanya komentar dari akun @moch_syahrizal.
“Itu bukan warganya yg seneng, tp mau protes malah dikeroyok,” tambah komentar dari akun @ryzar7.
“Pola pikir macam apa ini,” heran salah satu netizen @geckomu.id.
(Sumber: Viva)