Pengakuan mengejutkan lainnya diungkap Habib. Menurutnya, pasca aksi 212, ia pernah ditawari dana sebesar Rp1 triliun untuk membangun pesantren dan perkebunan dengan satu syarat aksi bela Islam tidak dilanjutkan.
“Tawaran itu saya tolak. Dan saya tahu biasanya mereka pakai ilmu rangkul, kalau gak mau di rangkul di gebuk,” kata Habib.
Seminggu kemudian, ia ditawari kembali dengan tawaran serupa. Namun, tawaran itu kembali ia tolak. Tak lama munculah aksi kriminalisasi terhadap dirinya.
Mulai dari tuduhan soal pancasila, soal sampurasun, soal tuhan beranak bidannya siapa, soal jenderal berotak hansip, soal menyerobot tanah, soal lambang palut arit di dalam uang, sampai fitnah cat mesum.
“Jadi tujuan mereka ingin hancurkan karakter, kepribadian serta kehormatan saya, suapaya umat jauh tidak percaya lagi sehingga tidak lagi berupaya menumbangkan si penistaan agama,” tegasnya.
Di akhir pemaparannya, Habib menegaskan bahwa, meskipun berada di luar negeri, gerakan, semangat dan perjuangannya tetap hadir di Indonesia, agar ruh 212 tidak padam. (Gr/Ram)
Berikut link cuplikan videonya:
https://web.facebook.com/as.sangkatalisator/videos/167190860691908/