Vatikan Kecam Sampul Depan Charlie Hebdo Edisi Khusus

562Eramuslim.com – Surat kabar Vatikan mengkritik majalah satir Perancis Charlie Hebdo karena menampilkan sampul dengan gambar ilustrasi Tuhan (menurut mereka, Maha Suci Allah dengan penggambaran penghinaan tersebut) membawa senjata.

Sampul tersebut dibuat dalam edisi khusus untuk memperingati satu tahun penyerangan terhadap redaksi Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang.

Pada sampul tersebut digambarkan sosok seorang pria dengan janggut (kartunisnya bermaksud gambar tersebut merepresentasikan Tuhan. Ia menggendong sebuah senjata api laras panjang di punggungnya. Bersamaan dengan gambar ilustrasi itu ditempatkan juga tulisan yang berbunyi “Satu tahun berlalu: Pembunuh masih ada di luar sana”.

Majalah tersebut dibuat jutaan copy dan didistribusikan pada hari ini (Rabu, 6/1).

Ilustrasi gambar itu memicu kritik dari Vatikan. Surat kabar Vatican daily Osservatore Romano mempublikasikan artikel yang menyebut bahwa perlakuan semacam itu terhadap agama bukan merupakan hal baru. Disebutkan juga bahwa tokoh agama telah berulang kali mengutuk kekerasan atas nama Tuhan.

“Di balik bendera sekularisme yang menipu tanpa kompromi. Majalah mingguan ini melupakan, sekali lagi apa yang telah berulang kali diserukan pemimpin agama untuk menolak kekerasan atas nama agama, menggunakan nama Tuhan untuk membenarkan kebencian adalah penghujat sesungguhnya, sebagaimana telah ditekankan oleh Paus Fransiskus beberapa kali,” begitu bunyi salah satu bagian dari artikel di surat kabar tersebut seperti dimuat The Guardian.

“Terkait pilihan Charlie Hebdo, ada paradoks yang menyedihkan dari dunia yang semakin sensitif terkait kebenaran politik, hampir ke titik ejekan, namun tidak ingin mengakui atau menghormati iman kepada Tuhan, terlepas dari agama,” lanjutnya.

Edisi khusus tersebut dibuat untuk menandai satu tahun serangan teror yang dilakukan oleh kakak beradik Chérif dan Saïd Kouachi terhadap redaksi Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang. 8 di antaranya merupakan staf Charlie Hebdo.

Serangan itu sendiri terjadi pada tanggal 7 Januari tahun 2015 lalu. Kedua kakak beradik itu merupakan bagian dari kelompok militan cabang al-Qaida.

Namun tudingan tersebut ditepis oleh mantan analis intelijen Inggris yang mengatakan jika kasus Paris merupakan pekerjaan “Orang Dalam” sama seperti kasus 11 September 2001. (ts/rmol)