Eramuslim.com – Ketua Koalisi Anti Utang Dani Setiawan sangat miris dengan kedoyanan rezim Jokowi menambah utang. Dia khawatir karena kebiasaan pemerintah menambah utang membuat ruang fiskal APBN untuk pembangunan semakin kecil.
“Lihat saja, cicilan pokok dan bunga yang harus kita bayarkan tiap tahunnya begitu besar. Jadi, penambahan utang ini nyaris tidak ada manfaatnya bagi pembangunan. Semakin tambah utang maka semakin besar cicilan yang harus dibayarkan, sehingga alokasi anggaran untuk pengentasan kemiskinan dan pembangunan semakin kecil,” kata Dani (Selasa, 22/12).
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, per Oktober 2015 utang pemerintah tercatat Rp 3.021,30 triliun. Per November 2015, utang pemerintah meningkat menjadi Rp 3.074,82 triliun, atau naik Rp 53,5 triliun.
Dani agak kesal karena pemerintah terlihat tidak memiliki sensitifitas atas kondisi itu. Yang dipikirkan pemerintah hanya kondisi saat ini. Sedangkan di tahun-tahun berikutnya untuk membayar utang dan bunga tidak dipikirkan.
“Sekarang memang jumlah utang yang ditarik lebih besar dari cicilan yang harus dibayar. Tapi kan kita tidak bisa terus menggunakan strategi itu. tahun-tahun berikutnya akan banyak sekali beban yang harus dibayar. Kalau seperti ini terus, APBN kita akan semakin hancur,” tandasnya.(ts/RMOL)