Eramuslim.com – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal II/2016 tercatat sebesar USD323,8 miliar atau Rp4.278 triliun, meroket 6,2% (year on year/ yoy). Berdasarkan jangka waktu asal, ULN jangka panjang tumbuh 7,7% (yoy) menjadi USD282,3 miliar (87,2% dari total ULN) , lebih lambat dari pertumbuhan kuartal I/2016 sebesar 8,4% (yoy).
Sementara, ULN jangka pendek turun 3,1% (yoy) akhir kuartal II/2016 jadi sebesar USD41,5 miliar (12,8% dari total ULN). Ini lebih kecil dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan triwulan I 2016 sebesar 9,1% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia Hendy Sulistiowati mengatakan, meski secara tahunan menurun, posisi ULN jangka pendek meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa tercatat sebesar 37,8% pada triwulan II 2016.
“Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia sebagian besar terdiri dari ULN sektor swasta. Pada akhir kuartal II/2016, posisi ULN sektor publik sebesar USD158,7 miliar (49,0% dari total ULN), sementara ULN sektor swasta mencapai USD165,1 miliar (51,0% dari total ULN),” ujarnya di Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Hendy menjelaskan, ULN sektor publik tumbuh meningkat menjadi 17,9% (yoy) pada kuartal II/2016 dibandingkan kuartal sebelumnya 14,0% (yoy). Sementara, ULN sektor swasta turun 3,1% (yoy) lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada kuartal sebelumnya sebesar 0,5% (yoy).
Berdasarkan kelompok peminjam, lanjut dia pertumbuhan tahunan ULN sektor publik meningkat, sementara pertumbuhan tahunan ULN sektor swasta menurun. Menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir kuartal II/2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.
“Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,9%,” pungkasnya. (ts/sn)