Pemindahan pusat latihan TNI ke luar pulau Jawa merupakan alternatif yang paling baik, untuk menghindari persengketaan perebutan lahan antara TNI dan rakyat seperti di Pasuruan, sehingga rakyat kembali memperoleh haknya.
"Tentara harus dikasih tempat mungkin saja diluar Jawa, ini memang alternatif radikal tetapi paling bagus, masak mereka harus latihan di tengah pemukiman rakyat, " kata Anggota Komisi I DPR Effendi Choirie kepada pers, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (6/6).
Menurutnya, pemilihan lokasi itu sesuai dengan UU TNI yang mengharuskan pusat latihan TNI berjauhan dengan pemukiman penduduk, untuk itu perlu dicarikan alternatif lahan yang masih kosong.
Gus Choi berharap dengan dipindahkannya areal latihan terutama dari wilayah Pasuruan, konflik antara warga Alas Tlogo dengan TNI AL bisa diatasi, dan dalam hal ini TNI tidak mempunyai alasan untuk menolaknya.
"TNI harus punya perspektif kerakyatan, bukan hanya perspektif kekuasaan dan kekerasan, karena sekarang ini perspektifnya masih kekuasaan dan kekerasan, padahal mereka kan instrumen negara, tidak boleh menindas rakyat, " tukasnya.
Ia menambahkan, untuk menuntaskan konflik antara TNI dan warga Alas Tlogo Pasuruan yang berujung pada insiden penembakan yang menewaskan 4 orang, Rabu (13/6) pekan depan Komisi I DPR akan memanggil Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, KASAL Laksamana Slamet Soebiyanto, dan juga Komandan Marinir untuk membahasnya. (novel)