Ustadz Farid Okbah: Deklarasi Amman Lebih Merupakan Pernyataan Politik

Ustadz Farid Okbah: Deklarasi Amman Lebih Merupakan Pernyataan Politik

Upaya mengaburkan fakta dan membuat keraguan di kalangan umat Islam terkait sesatnya Syiah terus dilakukan oleh para pendukung Syiah baik dari pengikut Syiah itu sendiri maupun tokoh-tokoh yang mengaku ahlussunnah namun berpikiran nyeleneh.

Para pengikut Syiah dan pendukungnya dengan segala upaya mengaburkan kesesatan Syiah dengan mengkampanyekan bahwa Syiah tidak sesat, syiah tidak berbeda jauh dengan Sunni atau perbedaan Syiah-Sunni hanyalah masalah furu’iyah dan sebagainya. Namun ibarat bangkai, mesti berusaha ditutup dengan apapun akhirnya akan tercium juga bau busuknya.

Syiah Imamiyah Itsna Atsariyah atau Khomainiyah atau Jakfariyah (mazhab resmi Syiah Iran) sering berkedok Mazhab Ahlul bait untuk mengelabui umat Islam. Dan selain menuduh orang yang mensesatkan Syiah dengan tuduhan Wahabi, pengikut Syiah dan pendukungnya sering kali membela diri bahwa mereka tidak sesat dengan ‘menjual’ Deklarasi Amman yang konon ditandatangani oleh 500 ulama seluruh dunia, baik Sunni (Ahlusunnah Waljama’ah) maupun Syiah, yang kemudian diikuti oleh ratusan ulama dunia dalam deklarasi di Jeddah.

Menurut kalangan Syiah dan pendukungnya deklarasi Amman sebagai bentuk jelas pengakuan ulama dunia terutama dari kalangan Ahlussunnah bahwa Syiah khususnya Syiah Imamiyah Itsna Atsariyah tidak sesat apalagi kafir.

Namun pandangan berbeda disampaikan oleh ustadz Farid Ahmad Okbah, MA, menurut beliau deklarasi Amman tersebut lebih merupakan pernyataan politik. “Deklarasi amman itu lebih merupakan pernyataan politik sedangkan landasan kita adalah landasan aqidah,” ujar pimpinan Islamic Center Al Islam Bekasi ini.

Meskipun begitu, menurut ustadz Farid Okbah, mereka yang membuat pernyataan di Amman juga sebagian sudah menyadari bahwa ternyata Syiah itu mengandung penyimpangan dan kesesatan kemudian mereka berbalik untuk menjelaskan kepada umat bahwa apa yang menjadi keputusan waktu itu adalah keliru, contohnya syaikh Yusuf Al-Qardhawi.

“Syaikh Qardhawi tadinya adalah seorang yang bukan hanya membuat pernyataan tetapi membuat lembaga internasional ulama dunia yang dia memimpinnya sedangkan wakilnya adalah ulama Syiah Ayatullah Al-Sistani, yang tujuan lembaga tersebut untuk menyatukan Ahlussunnah dan Syiah untuk menghadapi musuh bersama. Namun apa yang terjadi justru adalah sebaliknya bahwa pihak syiah malah menyakitkan ahlussunnah, membuat buku dan pernyataan yang menyakitkan Ahlussunnah bahkan tidak jarang merekrut Ahlussunnah untuk menjadi Syiah dan itu sangat menyakitkan,” jelas ustadz Farid Okbah kepada Eramuslim.com setelah acara Tabligh Akbar bertajuk “Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia”, pada Ahad kemarin (16/9) di Masjid Al-Furqon Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Jl Kramat Raya 45 Jakarta Pusat.

Ustadz Farid Okbah juga menyatakan bahwa usaha untuk mendekatkan (taqrib) antara Ahlussunnah dan Syiah adalah tindakan yang sia-sia, karena terlalu banyaknya perbedaan yang mendasar ajaran Syiah dengan Islam itu sendiri.

Jika Syiah mengatakan mereka tidak sesat dengan alasan deklarasi Amman yang ditandatangani oleh ratusan ulama, namun bagi kita cukuplah fatwa-fatwa ulama salaf seperi Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Ahmad dan para imam lainnya dari kalang salafus shalih tentang sesatnya Syiah.

Fatwa Imam as-Syafi’i Rahimahullah (150-204 H)

عن يونس بن عبد الأعلى يقول: سمعتُ الشافعي إذا ذُكر الرّافضةُ عَابَهُمْ أَشَدَّ الْعَيْبِ فَيَقُوْل شَرَّ عِصَابَةِ

Dari Yunus bin Abdil A’la, beliau berkata: “Saya telah mendengar Imam Syafi’i, apabila disebut nama Syi’ah Rafidhah, maka ia mencelanya dengan sangat keras, dan berkata: “Syiah itu Kelompok terjelek.” Manaqib Imam as-Syafii oleh Imam Baihaqi, Juz 2:486

لمَ ْأَرَ أَحَدًا أَشْهَدُ بِالزُّوْرِ مِنَ الرَّافِضَةِ

“Saya belum melihat seorang pun yang paling banyak bersaksi palsu dari Syi’ah Rafidhah”. (Adâbus Syâfi’i, hlm. 187, al Manaqib as Syafi’i oleh Imam Baihaqi, Juz 1: 468, Sunan al Kubrâ, Juz 10:208.

Fatwa Imam Ahmad (164-241 H), murid Imam as-Syafi’i, tokoh utama Imam 4 dalam bidang hadits.

Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Nabi Muhammad s.a.w dan mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan Rofidhoh (Syiah) ini sama sekali bukan Islam.” (Kitabus-Sunnah Imam Ahmad, hal.82).(fq)