Ustadz Baasyir: Hubungan Diplomatik Indonesia-AS Perlu Diputus

Penolakan terhadap rencana kehadiran Presiden AS George W Bush ke Indonesia pada 20 November mendatang terus berlangsung. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Sukohardjo Ustadz Abu Bakar Ba’syir melalui sambungan telepon kepada kepada pimpinan DPR yang diterima oleh Wakil Ketua DPR RI Soetardjo Soejogoeritno dan Zaenal Ma’arif menyatakan perlunya bangsa ini memutuskan hubungan diplomatik dengan AS.

“Karena bangsa Amerika terutama Presiden George W. Bush adalah benar-benar penjahat perang yang harus dilawan sehingga haram bila berhubungan dengan orang kafir semacam dia itu,” tegas Ustadz Baasyir, Rabu (8/11).

Hal serupa disampaikan peneliti dan pengamat politik dari Institute for Public Studies (IPS) Fadli Zon. Menurutnya, tak ada satupun negara di dunia ini yang mendapat keuntungan ketika berhubungan dengan Amerika. Selain dirugikan seluruh bangsa yang berhubungan dengan AS juga menjadi jajahannya.

“Saat ini ada kecenderungan kebangkitan bangsa-bangsa yang sebelumnya dimusuhi AS semakin berani dan menentangnya secara terbuka. Misalnya saja kemenangan Daniel Ortega dalam pemilihan umum di negaranya,” ujar Fadli beralasan.

Oleh karena itu, katanya, tidak ada pentingnya SBY menerima Bush sebagai tamu kehormatan. Apalagi kedatangan Presiden AS justru merugikan masyarakat bahkan menjadi beban keuangan negara.

Zaenal Ma’arif dan Soetardjo menegaskan aspirasi ormas Islam tersebut akan diperhatikan dan disampaikan kepada pemerintah, jika terdapat ormas Islam yang menolak kedatangan Presiden AS tersebut. "Kami akan sampaikan aspirasi ini ke pemerintah," ujar Zaenal. (dina)