Ustadz Ba'asyir: Indonesia Tak Berhasil Atasi Masalah Tanpa Syariat

Negara Indonesia tidak akan mengalami suatu keberhasilan diberbagai bidang apabila tidak kembali pada syariat, sebab ukuran keberhasilan suatu negara itu jika moral masyarakat atau umatnya bisa diperbaiki dengan selalu taat kepada Allah.

Terbukti Rasulullah SAW berhasil menyelesaikan masalah yang besar di Arab Saudi selama 23 tahun dengan syariat Islam. Selama ini, di Indonesia berganti kepemimpinan persoalan yang dihadapi bangsa belum dapat teratasi, malah korupsi semakin merajalela.

Hal itu disampaikan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dalam muhasabah Ramadhan bertema Syariat Islam untuk Indonesia, di Sekretariat Gerakan Pemuda Islam (GPI), Jakarta, Sabtu (6/9) sore.

"Meski perkembangan ekonominya sedikit lambat, kalau orangnya berimana, maka akanmenghadirkan ekonomi yang barokah, keamanan yang tertib. Manusia tidak bisa dibangun dandidik selain dengan ajaran Islam pasti akan rusak, " katanya.

Ustadz Ba’asyir mengibaratkan, manusia itu seperti mobil Mercedes, tidak akan b rjalan dengan baik apabila tidak dioperasikan sesuai dengan pertunjuk yang diterbitkan perusahaan mobil tersebut.

"Yang bisa mengatur manusia itu yang menciptakannya, jangan mengatur sendiri, " ujarnya.

Akan tetapi, Ia mengingatkan, dalam mempercayai, mengimani Islam, dan memperjuangkantegaknya syariat Islam ini tidak setengah-setengah, meski dalam perjalanannya banyak pertentangan.

"Itu sunatullah, kalau kita dikatakan Islam garis keras, fundamentalis, itu biasa saja. Sejak zaman Nabi memang sudah seperti itu, tidak ada orang kafir yang memuji orang yang menjalankan Islam secara konsekuen. Tapi kita justru harus senang, " jelasnya.

Ustadz Ba’asyir meminta, agar umat Islam tidak putus asa dan terus berjuangan untuk menegakan syariat tersebut. Ia pun menegaskan, dalam penegakan syariat umat diminta untuk keras, akan tetapi melunak dalam kaitan dengan tolong-menolong sesama umat lain.

"Kalau melihat kemungkaran cepat berantas, jangan malah rangkul-rangkulan. Jangan takut dituduh macam-macam memang garis keras untuk penegakan syariat, tapi kalau untuk masalah tolong menolong akan lunak dan menjadi moderat, " tandasnya. (novel)