Eramuslim.com – Langkah Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) yang akan menyusun materi khotbah menjelang masa kampanye Pilkada Serentak 2018 ditentang banyak pihak.
Putra ulama Nahdlatul Ulama (NU) KH Amin Afandi, Ustadz Hilmi Firdausi menegaskan tidak akan mau khutbah jika diintervensi.
“Hadeeh..apalagi ini? Yang pasti, saya ga akan mau khutbah jika diintervensi. Idealisme diperlukan dalam berdakwah, tidak terima titipan dan pesanan. Clear!” tegas Ustadz Hilmi di akun Twitter @Hilmi28.
Selain intervensi khutbah, Ustadz Hilmi menyesalkan kebijakan sertifikasi khotib. “Dulu Khotib mau disertifikasi, sekarang isi khutbah mau diintervensi. Selamat datang di negeri mayoritas Muslim terbesar di dunia!” tulisa @Hilmi28.
Pengamat kebijakan publik Prijanto Rabanni juga mempertanyakan kebijakan intervensi materi khutbah tersebut. “Bawaslu bikin materi khotbah. Jadi makin geli sekaligus prihatin melihat wajah negeri ini. Ada apa dengan bangsa ini? #iDeasRabbani,” tulis Prijanto di akun @PrijantoRabbani.
Komisioner Bawaslu Rahmat Bagja mengungkapkan, alasan penyusunan materi khotbah agar mencegah hal yang dialami saat Pilkada DKI Jakarta 2017.
“Kami sekarang lagi menyusun kerja sama dengan pemuka agama, KWI PGI, agar khotbah-khotbah menjelang pilkada, kampanye, diisi dengan hal-hal menenteramkan,” kata Rahmat dalam diskusi Setara Institute (08/02).(kl/ito)