Sementara, Profesor Muhajir Utomo mengatakan, jika pernyataan Jimly itu benar, maka independensi ICMI dipertanyakan. ’’Kalau itu benar, berarti ICMI tak independen. Itu sudah keluar dari khitah pendiri ICMI. ICMI Lampung nggak usah ikut-ikutan deh,” ucap mantan rektor Unila ini.
Pendapat senada disampaikan Dr. Akhmad Suharyo. ’’Seandainya benar ICMI pusat sudah mengeluarkan statement dukung-mendukung, ini menunjukkan ICMI sudah disusupi kepentingan syahwat politik praktis yang dapat merendahkan para cendekiaawan muslim,” katanya.
Hal ini,lanjut dia, perlu dinalarkan secara bijak dan rasional. Tujuannya agar ICMI tak terjebak dalam jalan yang berliku. ’’Semoga Allah SWT membimbing kita untuk mengambil keputusan yang bermanfaat untuk kemaslahatan kaum muslimin dan muslimat. Aamiin,” tutupnya.
Anggota Dewan Pakar ICMI Lampung Dr. Agus Nompitu pun menyayangkan pernyataan Jimly. Menurutnya, pernyataan tersebut sudah menunjukkan inkonsistensi di tubuh ICMI. Menurutnya, ICMI adalah organisasi yang menghimpun berbagai unsur cendekiawan dari berbagai kalangan masyarakat. Organisasi ini memelihara dan melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa.
’’Jadi bukan mengotakkan dukungan ke satu orang. Itu justru bisa merusak ICMI yang di dalamnya berasal dari berbagai kalangan dan beragam latar belakang,” sebutnya.
Ketidaksependapatan juga diutarakan pengurus ICMI lainnya, Johan Sulaiman. ’’Saya menyayangkan bila ICMI terlibat politik. Semestinya mengedepankan intelektual muslimnya. Yakni mengoptimalkan intelektual muslim dalam memajukan negara ketimbang dukung-mendukung dalam politik praktis,” ucapnya.(kl/gr)