Jimly, lanjutnya, mengakui banyak yang tak setuju dengan pernyataannya. Sehingga dia langsung mengklarifikasi. ’’Saat beliau klarifikasi juga ada Pak Zulkifli Hasan (ketua MPR RI, Red),” tuturnya.
Secara organisasi, Yusuf menegaskan, ICMI Lampung tak sepakat dengan agenda politik dukung-mendukung. Tetapi, ICMI mendukung keberlanjutan pembangunan.
Pernyataan Jimly itu juga jadi bahasan diskusi di grup WhatsApp ICMI Orwil Lampung. Respons negatif atas pernyataan itu dikemukakan para pengurus ICMI Orwil Lampung.
Bahkan, anggota Dewan Penasihat ICMI Lampung Hi. Ardiansyah, S.H. sempat mensinyalkan bakal nonaktif jika ternyata ICMI terlibat politik praktis. ’’Kalau benar (ICMI terlibat politik praktis, Red), maka saya akan menepi dulu dari ICMI,” katanya kepada Radar Lampung semalam.
Ardiansyah menilai, apa pun alasannya, itu adalah suatu pernyataan yang tidak baik.
’’Polanya semestinya bukan berbicara konteks dukungan terhadap Pak Jokowi agar terpilih lagi. Tetapi menjamin program yang baik bagi umat bisa dilanjutkan lagi, sekaligus mengoreksinya. Dan siapa pun sosoknya bisa saja. Tidak mesti menyatakan dukungan kepada orang yang sama untuk melanjutkannya,” ujar dia.
Menurutnya, pernyataan Jimly bisa menjadi bumerang bagi ICMI. ’’Dasarnya terkesan dipaksakan, dan ini akan jadi hal berbahaya tentunya,” sebut Ardiansyah.
Dia menegaskan, ketidaksepahaman dengan pernyataan ketua pusat ICMI bukan konteks setuju atau tidak. ’’Tetapi memang pernyataan itu sudah mencederai ciri intelektualitas yang setidaknya tak mengedepankan kepentingan pribadi. Saya lebih baik mundur. Sebab itu sudah menunjukkan adanya syahwat politik yang mulai terasa. Bukan suka tidak suka dengan Jokowi. Kalau ketua pusat mendukung secara pribadi ya silakan, tetapi ICMI bukan mengusung kepentingan praktis,” tegasnya.