Pihak puskesmas, kata Irawati, telah menjenguknya dan mengajak untuk berobat ke rumah sakit. Namun, Irawati menolak karena terbentur biaya pengobatan. Ia kini berharap pemerintah setempat membantunya meringankan biaya perawatan.
“Saya berharap kepada pemerintah. Khususnya pihak Dinas Kesehatan agar segera dibantu untuk biaya berobat,” imbuhnya.
Sementara, Dinas Kesehatan Jeneponto merespons informasi kondisi guru honorer, Irawati yang menurun setelah divaksin.
Kepala Dinas Kesehatan Jeneponto, Susanti mengakui, Irawati mengalami gangguan kesehatan setelah diberikan suntikan vaksin pada tanggal 14 Juni lalu.
“Ibu Irawati itu divaksin pada 14 Juni. Tapi, kami sudah lakukan observasi dan prosedur screening dan juga melakukan semua prosedur yang ada,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jeneponto.
Susanti menuturkan, bahwa Irawati mengalami gejala penyakit seperti mual dan pusing. Tapi, kata dia hal itu baru diinformasikan pada tanggal 19 Juni kemarin.
“Baru diinformasikan per tanggal 19 dan vaksinasinya sendiri dilakukan pada 14 Juni lalu. Kemudian baru dilaporkan (ke Dinkes) per tanggal 20 Juni,” jelasnya.
Setelah dilakukan penanganan medis di puskesmas pembantu, kata Susanti, kondisi Irawati tak kunjung membaik sehingga dipindahkan ke Puskesmas Bonto Matene.
“Namun, pihak Puskesmas Bonto Matene sendiri mencoba mengarahkan dia untuk dirujuk ke rumah sakit,” terangnya.
Saat ini, Irawati telah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Jeneponto. Kata Susanti pihak dokter belum memastikan gejala yang dialami guru honorer ini setelah mendapatkan suntikan vaksinasi.
“Kami belum bisa pastikan kebenarannya. Karena pasien belum bisa dikategorikan sebagai KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pasca vaksin covid. Dan kami sudah konsultasikan. Ini juga bisa dipastikan jika sakitnya tersebut bukan karena vaksinasi,” jelasnya. (*)