Apalagi yang bisa dibanggakan dari Indonesia? Mengurus TKI saja tak becus, melabrak Malaysia saja tidak punya nyali, menekan korupsi malah korupsi makin menjadi, tapi berlagak mau ikut berpartisipasi mendamaikan konflik Palestina-Israel. Apakah ini bukan konyol namanya?
Negeri pengutang nomor dua terbesar di dunia ini, lewat Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda menyatakan bahwa Indonesia akan hadir dalam konferensi Annapolis di AS, 27 November mendatang. “Kita bertujuan meletakkan dasar bagi penyelesaian atas konflik Israel-Palestina. RI memutuskan untuk turut hadir sebagai peserta dan berpartisipasi dalam konferensi itu, " kata Hassan Wirajuda.
Menurut Hassan, dalam konferensi itu pemerintah RI akan menyampaikan pandangannya mengenai arti pentingnya penyelesaian konflik Israel-Palestina dengan jalan damai. Status Indonesia sebagai peserta konferensi memungkinkan Indonesia terlibat secara aktif dalam konferensi itu. Tidak dipaparkan dalam pertemuan tersebut apa strategi Indonesia jika nanti delegasi Israel dan Amerika akan tertawa terpingkal-pingkal melihat Indonesia yang mengurus lagu ‘rasa sayange’ saja tidak becus tapi mau berperan dalam mendamaikan konflik pelik yang sudah tiga generasi.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang pernyataan HAMAS bahwa konferensi hanyalah akal-akalan Israel dan AS, Menlu Hassan Wirajuda mengatakan bahwa pemerintah RI telah menyampaikan tidak ada cara lain untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina selain dengan jalan damai guna menghindari jatuhnya lebih banyak korban.
Khianati Konstitusi Negara
Keikutsertaan Indonesia dalam konferensi ini merupakan salah satu hal yang sangat disayangkan dan harus menjadi catatan penting bagi seluruh rakyat Indonesia, bahwa ternyata pemerintahan SBY-JK tidak lebih dari pemerintahan penakut yang tidak memiliki izzah sendiri dan bernyali sebesar biji dzarrah menghadapi kedigdayaan AS. Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad walau kurus kerempeng, tapi memiliki nyali sebesar gunung Himalaya menghadapi Bush. Tapi SBY, walau badan tinggi besar ternyata…
Lebih dari itu, dengan mengikuti konferensi ini, berarti secara langsung Republik Indonesia telah mengakui eksistensi ‘negara haram’ bernama Israel. Ini sangat berbahaya dan menyakiti hati rakyat Indonesia dan juga mengkhianati cita-cita luhur jutaan rakyat Indonesia yang kini telah tiada dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan negeri ini. Catat besar-besar hal ini hingga tidak lupa sampai dengan tahun 2009!
Alangkah bijaknya jika SBY-JK berterus terang tidak akan hadir dalam konferensi Annapolis tersebut dan dengan rendah diri mengatakan, “Kami merasa tidak mampu ikut campur dalam masalah sepelik itu, wong ngurus TKI yang diperkosa saja kami tidak bisa…. ”(Rizki)