Undang Ulama ke Istana, Jokowi Ngaku Tidak Melindungi Ahok

jokowiEramuslim.com – Setelah bertemu PBNU dan PP Muhammadiyah masing-masing pada Senin dan Selasa, petang tadi (Rabu 9/11), Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah pimpinan organisasi masyarakat (Ormas) Islam di Istana Merdeka, Jakarta.

Yaitu, Al Irsyad Al Islamiyah, Jam’iyatul Washliyah, Ikadi, Perti, Majelis Rasulullah, Syarikat Islam, BKPRMI, Muslimat NU, Mathla’ul Anwar, DDII, Fatayat NU, Wanita Islam, GP Ansor, Parmusi, Kahmi, dan Nasyiatul Aisyiyah.

Presiden sendiri didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga berterima kasih kepada seluruh ormas Islam yang telah memberikan pernyataan dan ajakan yang mampu mendinginkan suasana sehingga aksi demonstrasi pada 4 November lalu dapat berlangsung dengan tertib dan damai.

Presiden menyadari betul bahwa pihaknya membutuhkan bantuan dan dukungan dari para ulama dalam upayanya menciptakan kerukunan di kalangan masyarakat.

“Memang saat ini kita memerlukan statement-statement  ulama yang menyejukkan, yang mendinginkan, di tengah berbagai isu dan ujaran-ujaran yang sebetulnya justru malah mempertajam perbedaan di umat dan di masyarakat,” imbuhnya.

Di hadapan para pimpinan Ormas Islam tersebut, Presiden menyampaikan bahwa meskipun dirinya tidak menemui secara langsung para pengunjuk rasa, ia menghargai dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh segala aspirasi yang disampaikan oleh sejumlah perwakilan pengunjuk rasa.

Adapun aspirasi tersebut disampaikan kepada Presiden Joko Widodo melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah anggota Kabinet Kerja lainnya yang memang sebelumnya diinstruksikan Presiden untuk hadir menerima perwakilan pengunjuk rasa.

Presiden juga mengharapkan adanya masukan-masukan dari para pimpinan Ormas Islam yang hadir mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kasus dugaan penistaan agama yang lalu dan juga kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya.

Kepada para hadirin, Presiden Joko Widodo berharap agar bersama dengan pemerintah dapat terjalin ukhuwah yang lebih erat serta mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu hidup rukun dan damai dalam keberagaman.

“Saya harap kita bisa tetap bersatu dalam kebhinnekaan kita, tetap bersatu dalam persaudaraan, bersatu dalam kebersamaan, dan kita akan jadikan ini contoh dunia bahwa membangun masyarakat yang bisa hidup rukun dan damai dalam keberagaman,” tutup Presiden.

Dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo sekali lagi menegaskan komitmennya untuk menegakkan hukum secara adil dengan tidak mengintervensi proses hukum. Presiden juga menyatakan dengan tegas dan jelas bahwa dirinya tidak akan melindungi petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang saat ini tengah menjalani proses hukum terkait dugaan penistaan agama.

“Pada sore hari ini saya tegaskan sekali lagi, saya tidak akan pernah mengintervensi apalagi melindungi saudara Basuki Tjahaja Purnama saat proses hukum ini sedang berjalan,” tegas Presiden.

Presiden juga memberikan jaminan bahwa proses hukum tersebut tidak akan ditutup-tutupi dari publik agar ke depan tak timbul dugaan-dugaan dan kecurigaan. Dirinya juga telah memerintahkan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian untuk menjadikan gelar perkara kasus dugaan penistaan agama dilakukan secara terbuka bila dimungkinkan secara hukum.(ts/rmol)