Umat Islam perlu mewaspadai jebakan anarkisme dan radikalisme melalui praktik pencemaran dan pelecehan terhadap Al-Quran dan agama Islam, seperti kemunculan karikatur Nabi Muhammad SAW dan penyebaran film "Fitna."
"Film dan karikatur tersebut bisa saja dibuat untuk mencari justifikasi (pembenaran) keterkaitan Islam dengan sifat anarkis dan radikal, " kata pengamat sosial politik Ansari Yamamah di Medan, Jumat.
Menurutnya, umat Islam harus jeli dan elegan sekaligus menemukan cara cerdas dan efektif menyikapi praktik pencemaran dan pelecehan agama tersebut.
"Selain untuk membuktikan bahwa tuduhan dalam film Fitna tersebut tidak benar, sikap itu juga dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama pembawa kedamaian, " tegas Dosen IAIN Sumut itu.
Ia mengatakan, Meski unjuk rasa dibutuhkan sebagai bentuk protes, tetapi ummat Islam tidak perlu melakukan tindakan anarkis sebagai luapan kemarahan. Sebab, tindakan anarkis tersebut malah membuat klaim radikalisme terhadap Islam semakin kuat.
Ansari menambahkan, pemerintah Indonesia perlu mengambil kebijakan tegas dengan memberikan "ancaman" dan deadline bagi kerajaan Belanda untuk mencabut website yang memuat film tersebut.
Selain itu, lanjutnya, para kritisi film juga perlu berperan serta melakukan bedah kasus dan kritik sejarah agar pesan dalam film tersebut dapat dikaji secara komprehensif. (novel/ant)