Eramuslim – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dianggap tidak praktis dalam penyelamatan bangsa dan negara. Pemerintah seharusnya memberlakukan kembali pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
“Jika pemerintah sungguh-sungguh ingin menyelamatkan bangsa dan negara, Pancasila bukan hanya diperingati dengan dirayakan berbagai kegiatan dan serimonial,” ujar ulama kharismatik Banten, KH Muhammad Murtadlo Dimyati di Cidahu, Pandeglang, dalam pesan yang diterima Detikcom, Sabtu (9/6).
Menurut Kiai Murtadlo, seharusnya pemerintah mendidik kembali kehidupan generasi saat ini yang sudah dilakukan di zaman Orde Baru, yaitu pendidikan PMP dan P4 di kalangan sekolah dan institusi lainnya. “Bukankah itu lebih praktis dan tidak perlu BPIP lagi,” tegas putra kedua almarhum KH Muhammad Dimyati (Abuya Dimyati) Cidahu ini.
Seperti diketahui, pemerintahan Jokowi telah membentuk Unit Kerja Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 54 Tahun 2017. Hal itu dilakukan untuk menangkal merebaknya sikap intoleran dan radikal di kalangan maayarakat.
Pada tanggal 7 Juni 2017 pun, Presiden Jokowi melantik UKP PIP dengan susunan pengurus, yaitu Ketua Dewan Pengarah adalah Megawati Soekarnoputri. Anggotanya antara lain, Jenderal (Purn) Tri Sutrisno, Ahmad Syafii Ma’arif, KH Said Agil Siradj, KH Ma’ruf Amin, Mahfud MD, Sudhamek, Andreas Anangguru Yewangoe, Wisnu Bawa Tenaga dan Yudi Latief sebagai Kepala UKP PIP.