Ulama Jabar: Haram Menerima Obama!

Menyusul penolakan ribuan ‘ulama di Jawa Timur, Banten, Kalimantan dan Sulawesi terhadap kedatangan Presiden Obama, kini giliran ‘ulama Jawa Barat sepakat menolak kedatangan Presiden Obama. Lebih dari 1000 ‘ulama di Jawa Barat menyatakan sikap tertulis yang isinya menolak kedatangan presiden AS tersebut.

Sikap penolakan ‘ulama Jawa Barat tersebut tercetus dalam acara Majelis al-Buhuts al-Islami yang difasilitasi oleh DPD I HTI JABAR di Aula Masjid Istiqomah, Jalan Citarum pada hari Sabtu (13/03) lalu.

Para ‘ulama yang hadir dan menyatakan penolakan terhadap kedatangan Obama berasal dari berbagai latar belakang organisasi dan pesantren, diantaranya Drs. KH Bahrul Hayat, MA. (Ketua Umum DDII Jabar), KH Buya Abdul Majid (Pimpinan Ponpes Al-Mu’awanah, Kab. Bandung), Drs. KH Asep Sudrajat, MM (Pimpinan Ponpes Ulul Albab, Bandung) KH Adam Anhari (Pemuda Muslimin Jabar), KH Aceng Busthomi Ismail (Imam Besar Masjid Raya Cipaganti), KH Ali Bayanullah (Pimpinan Ma’had Darul Bayan), KH Dadan Tajul Arifin (BKSPPI, Sumedang) KH Darul Tahkik (Pimpinan Ponpes As-Salam, Tasikmalaya), KH Aceng Ma’sum, KH Muhammad Odang (Ketua Majlis Fatwa MUI Kab. Bandung), KH Moch. Badruddin al-Barqi (Pimpinan Ponpes al-Musri Padalarang), Drs. KH Agus Achyar (Ponpes Miftahul Barkah), Kyai Hidayat Hafidie, KH Damini WS (Ketua PUI Kab. Bandung) dan ratusan ‘ulama lainnya.

Penolakan para ‘ulama tersebut bukan tanpa alasan. Dalam pernyataannya, para ‘ulama menyatakan bahwa Barack Obama adalah presiden negara imperialis yang telah terbukti banyak melakukan berbagai macam tindak kejahatan atas kaum muslim, diantaranya memerangi dan membunuhi ribuan kaum Muslim di Afghanistan, bahkan mengirim 30 ribu pasukan tambahan yang menewaskan ribuan kaum Muslim termasuk di dalamnya ibu-ibu dan anak-anak. Para ‘ulama juga mengatakan bahwa Amerika tidak menarik sepenuhnya tentaranya di Iraq yang telah membunuhi lebih dari 1 juta umat Islam.

Alasan lainnya, karena Amerika sampai sekarang belum menutup penjara Guantanamo yang menjadi tempat penyiksaan kaum Muslim, serta pelecehan Kitab Suci Al Quran dan hingga kini AS tetap mengokohkan paham sekulerisme, liberalisme, dan demokrasi yang nyata-nyata mengakibatkan bangsa ini terus berada dalam kemunduran dan keterpurukan.

Farid Wadjdi selaku seorang narasumber dalam bidang politik dalam majelis al-buhuts tersebut menjelaskan bahwa kedatangan Obama ke Indonesia bukan sekedar jalan-jalan, akan tetapi membawa misi ideologi, politik dan ekonomi. Diantaranya, mengutip pernyataan Jubir Gedung Putih Robert Gibss bahwa kedatangan Obama ke Indonesia adalah dalam rangka mempromosikan demokrasi, perang melawan terorisme, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan rakyat AS. Kedatangan Obama pun menurut Farid Wadjdi bukan untuk kepentingan bangsa Indonesia, akan tetapi untuk kepentingan AS sendiri diantaranya untuk menjaga kepentingan para pekerja dan perusahaannya di luar negeri.

Hal tersebut menurut Farid tercantum jelas dalam pernyataan Gedung Putih…”I will be a strong and steady advocate for our workers and our companies abroad”. Sehingga menjadi jelas menurut Farid, kedatangan Obama ke Indonesia haqqul ya qin bukan untuk kepentingan bangsa Indonesia apalagi Islam, akan tetapi untuk kepentingan AS dan Kapitalisme.

Selain itu, narasumber lain KH Hafidz Abdurrahman, MA dari DPP HTI menyatakan bahwa AS dalam pandangan ‘ulama termasuk kategori Kafir Harbi Fi’lan, karena secara nyata memerangi negeri kaum Muslim, seperti Irak dan Afganistan. Menurut Kyai Hafidz, negeri kaum muslim itu satu, dengan begitu hukum asal hubungan dengan AS, Inggeris, dll itu adalah hubungan perang, bukan hubungan damai.

Oleh karena itu menurut Kyai Hafidz, konsekuensinya tidak boleh ada hubungan diplomatik dengan negara-negara Kafir Harbi Fi’lan itu, termasuk tidak boleh ada konsul, duta dan perwakilan mereka di negeri kaum Muslim. Satu-satunya alasan Obama bisa diterima, menurut Kyai Hafidz jika dia datang untuk berdamai guna menghentikan perang, atau belajar tentang Islam. Tapi, mungkinkah itu dilakukan Obama? tanya Kyai Hafidz retoris, yang dijawab “tidak” oleh seluruh hadirin.

Masih menurut Kyai Hafidz, mengizinkan Obama datang ke Indonesia bukan saja mendatangkan mudarat bagi Islam dan kaum Muslim, tetapi juga bagi Indonesia. Lebih dari itu, ini juga merupakan bentuk pengkhianatan terhadap negeri-negeri kaum Muslim yang dijajah oleh AS, dkk. Olehkarenanya menurut beliau HARAM MEMBERIKAN IZIN (al-aman) dan MENERIMA KEDATANGAN OBAMA ke Indonesia yang disambut pekik takbir oleh para ‘ulama yang hadir. (Luthfi Afandi, Humas HTI Jabar).